Ini Rangkaian Acara Waisak 2025 di Candi Borobudur
- Istimewa
“Rangkaian perayaan Waisak 2025 ini diharapkan menjadi kegiatan yang memiliki nilai spiritual serta sosial dengan dilakukannya pengobatan gratis yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar serta memperkuat semangat kebersamaan dalam keragaman,” ujar Karuna Murdaya dalam keterangan tertulis, Minggu, 11 Mei 2025.
Salah satu rangkaian Waisak di Borobudur yang ditunggu oleh publik adalah penerbangan lampion dalam pelaksanaan Festival Lampion Waisak Borobudur “Light of Peace 2025”. Di tahun ini, pelepasan lampion dilaksanakan di dua sesi, sesi 1 berlangsung pukul 18.00–20.00 WIB dan sesi II berlangsung pukul 21.00–23.00 WIB.
Ketua Panitia Festival Lampion Waisak 2569 BE, Fatmawati mengatakan peserta yang mengikuti pelepasan lampion dihimbau menggunakan pakaian yang sopan dan berwarna putih. Lampion yang dilepaskan sebanyak 2569, menyesuaikan tahun penyelenggaraan Waisak saat ini.
“Peserta datang dari beragam latar belakang dengan tujuan untuk turut merasakan kesakralan prosesi Waisak di Borobudur. Di bawah cahaya bulan dan kilauan ribuan lampion, menjadi momentum untuk merenung dan merasakan kedamaian sejati lahir dari dalam diri;” ujarnya.
Fatmawati menambahkan Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia (MBMI) bekerja sama dengan Drone Show Indonesia menghadirkan pertunjukan visual dalam bentuk drone show yang akan menjadi salah satu puncak dari perayaan Waisak 2025 di Candi Borobudur. Drone show ini memvisualisasikan perjalanan pencerahan Sang Buddha, dimulai dari kelahiran, pertapaan, pencerahan dan proses mangkatnya.
“Cerita visual edukatif melalui storytelling ini harapannya bisa membawa makna Waisak lebih dalam dan dapat lebih mudah dimengerti oleh publik,” katanya.
Ketua Panitia Thudong 2025, Kevin Wu, mengatakan sebanyak 36 bhikkhu Thudong tengah melakukan perjalanan spiritual sepanjang 2.763 km dari Thailand menuju Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Perjalanan yang berlangsung dari Februari dan tiba di Candi Borobudur pada 10 Mei 2025 ini disambut dengan antusias oleh warga masyarakat yang dilintasinya. Saat perjalanan, para biksu yang berasal dari Thailand, Singapura, Malaysia, dan Indonesia ini mengunjungi masjid, gereja, wihara dan disambut dengan hangat oleh warga Indonesia.
“Apresiasi kepada semua pihak, para tokoh, organisasi khususnya Macan Ali yang konsisten mengawal perjalanan yang melelahkan ini. Semoga semangat Thudong bisa terus membara, membakar semangat kita untuk menjaga perdamaian dan toleransi. Semoga ini menjadi langkah menuju masa depan Indonesia, menjadi bangsa yang lebih hebat, yang lebih kuat,” ujarnya.