Haidar Alwi Apresiasi Kinerja Kapolri Jenderal Listyo Sigit dalam Transformasi Polri
- Istimewa
Jakarta, VIVA – Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap kinerja Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam mengemban tugas Kepala Kepolisian Republik Indonesia. Ia menilai, sosok Jenderal Sigit layak disebut sebagai Kapolri terbaik pasca-reformasi.
Tak sekadar dikenal tegas dalam menindak kejahatan, Haidar menyoroti keberhasilan Jenderal Sigit dalam mentransformasi wajah Polri menjadi lebih humanis, dekat dengan rakyat, dan aktif dalam urusan ketahanan nasional.
“Pidato Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hari Bhayangkara ke-78 kemarin, itu hanya pengakuan formal dari sesuatu yang sudah dirasakan rakyat sejak lama,” ujar Haidar Alwi, Selasa, 1 Juli 2025.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo
- ANTARA/Walda Marison
"Pernyataan itu bukan basa-basi. Itu adalah pengakuan dari seorang negarawan terhadap rekam jejak luar biasa seorang kepala lembaga negara yang telah bekerja melampaui ekspektasi publik," imbuhnya.
Menurutnya, sudah terlalu sering bangsa ini kecewa pada pemimpin yang hanya pintar membuat slogan, tapi gagal mewujudkan perubahan nyata. Namun, Jenderal Listyo Sigit Prabowo membalik semua asumsi itu.
Sejak awal menjabat, ia membawa semangat baru membumikan Polri, memanusiakan hukum, dan mengembalikan marwah institusi yang sebelumnya dirundung krisis kepercayaan publik.
“Kapolri tidak cuma memberi slogan, Ia wujudkan jadi tindakan nyata: dari Polisi RW, layanan digital, hingga menindak tegas oknum polisi tanpa pandang bulu,” tegasnya.
Yang lebih penting, lanjut Haidar, Jenderal Listyo Sigit mengangkat martabat Polri dengan mendekatkan aparat kepada penderitaan rakyat. Ia membongkar persepsi bahwa polisi hanya bertugas menilang atau berjaga. “Di tangannya, polisi turun tangan dalam program pangan, gizi, kemanusiaan, pendidikan, bahkan menjadi penggerak pembangunan," tutur Haidar Alwi.
Reformasi takkan berarti jika tidak diiringi dengan keberanian untuk mengambil risiko. Jenderal Listyo Sigit telah menunjukkan bahwa ia tidak takut pada tekanan politik, tidak gentar menghadapi opini publik, dan tidak segan menindak anak buahnya sendiri ketika terbukti melanggar hukum atau etika.
"Kasus Irjen Ferdy Sambo adalah salah satu bukti ketegasannya. Jenderal aktif ditangkap, dimutasi, diadili. Bukan hal mudah di institusi sekelas Polri. Tapi Kapolri tetap berdiri tegak di atas kebenaran. Ia menunjukkan bahwa hukum adalah panglima, bukan jabatan, bukan bintang di pundak," ungkap Haidar Alwi.
Lebih dari itu, Jenderal Listyo Sigit menginisiasi pembentukan Desk Anti-Korupsi, menguatkan peran Polri dalam pencegahan kejahatan keuangan negara, dan menjalin sinergi nyata dengan KPK dan kejaksaan.
Di banyak daerah, Polda dan Polres di bawah arahannya berhasil membongkar praktik-praktik korupsi di lingkungan pemda, mafia tanah, dan proyek-proyek fiktif. Ia tidak hanya membersihkan luar, tapi juga membersihkan dalam.
Kapolri juga berani membuka ruang partisipasi sipil dari pengawasan publik terhadap pelayanan, hingga kemitraan dengan kelompok masyarakat sipil untuk edukasi hukum. Ini menunjukkan Kapolri paham bahwa ketegasan hukum harus dibarengi dengan pendekatan humanis. Di tangannya, Polri bukan hanya represif, tapi juga preventif dan edukatif.
"Yang membuat Jenderal Listyo Sigit istimewa adalah kapasitas strategisnya dalam menghubungkan keamanan dengan kedaulatan ekonomi nasional. Di masa kepemimpinannya, Polri menjadi bagian dari solusi krisis pangan, krisis lingkungan, dan krisis ketahanan nasional," jelas Haidar Alwi.
Kapolri turut mengawal program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang merupakan program besar pemerintah. Ia memulai pembangunan Satuan Pemenuhan Pangan Gizi (SPPG) di berbagai daerah. Saat ini, 12 dapur gizi sudah aktif, 24 dimulai di Jawa Tengah, dan total 118 SPPG akan hadir di seluruh Indonesia. Peran Polri dalam program ini adalah pengawalan, pelaksanaan, dan partisipasi langsung di lapangan.
Di bidang ketahanan pangan, Polri di bawah kepemimpinannya juga mencetak sejarah. Produksi jagung nasional tahun ini adalah yang tertinggi dalam sejarah Republik Indonesia, dan peran aktif Polri dalam pertanian rakyat diakui langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya.
Kapolri bahkan menjalin kemitraan strategis dengan Kementerian Lingkungan Hidup, BUMN, dan masyarakat adat untuk mengawal hutan, tambang, air, dan tanah, sumber daya yang menjadi rebutan kekuatan-kekuatan besar. Dalam konteks ini, Polri tampil bukan hanya sebagai penegak hukum, tetapi sebagai pelindung kekayaan bangsa.
Atas nama keluarga besar Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi institute, ia mengucapkan terimakasih atas semua dedikasi dan capaian tersebut.
"Selamat Hari Bhayangkara ke-79. Dirgahayu Kepolisian Negara Republik Indonesia. Terima kasih atas pengabdian, ketegasan, dan keberpihakan kepada rakyat," ujar Haidar Alwi.
Ilustrasi Polri.
- Istimewa
Khusus kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dirinya menyampaikan penghormatan dan apresiasi setinggi-tingginya. Beliau bukan hanya pemimpin yang baik, tapi juga pilar moral, penggerak reformasi, dan penjaga masa depan bangsa.
"Semoga Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa melindungi seluruh jajaran Polri dalam setiap tugas mulianya untuk menjaga negeri ini. Polri untuk masyarakat. Polri untuk rakyat. Dirgahayu Bhayangkara!" Pungkas Haidar Alwi.