Fadli Zon Pastikan Tak Ada Penghapusan soal Pemerkosaan 98 di Penulisan Ulang Sejarah

Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon
Sumber :
  • Istimewa

Maros, VIVA – Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon memastikan tidak ada penghapusan terkait kejadian pemerkosaan saat tragedi kerusuhan 1998 pada program penulisan ulang sejarah. Fadli Zon menyebut saat ini penulisan ulang sejarah terus berlanjut meski menuai pro dan kontra. 

Bukan Sekadar Tontonan, Guan Yin The Musical Jadi Sarana Perenungan Spiritual di Jakarta

Fadli Zon mengaku sudah menjelaskan semuanya terkait pemerkosaan tahun 98 saat Rapat Kerja dengan Komisi X DPR RI, Rabu kemarin, 2 Juli. Usai rapat kerja tersebut, Fadli Zon menegaskan tidak penghapusan sejarah terkait kejadian pemerkosaan tahun 1998.  

"Tidak ada penghapusan. Lihat saja keterangan saya di DPR kemarin, rinci dan saya kira cukup jelas. Penghapusan apa? enggak ada yang dihapus," ujarnya kepada wartawan usai menghadiri Festival Gau Maraja Leang-leang di Baruga A Kantor Bupati Maros, dikutip Jumat 4 Juli 2025.

Banding Ditolak, Politisi Malaysia Pemerkosa ART Asal Indonesia Tetap Dihukum 8 Tahun Penjara

Terkait program penulisan ulang sejarah, politisi Partai Gerindra ini memastikan terus berlanjut. Ia mengatakan dalam program ini ada 130 orang turut serta dalam penyusunan sejarah Indonesia.

"Kita akan melibatkan 130 orang kalau tidak salah. Para sejarahwan, ahli-ahli sejarah, guru besar, dan juga doktor-doktor di bidang sejarah yang memang menguasai bagian-bagian sejarahnya melalui penelitian-penelitiannya selama ini," ujar Fadli Zon. 

Fadli Zon Sebut Pidato Prabowo di PBB Bukti RI Tidak Pasif, Turut Menentukan Arah Dunia

Fadli Zon merencanakan akan melakukan uji publik pada bulan ini terkait program Penulisan Ulang Sejarah. Fadli mengungkapkan setidaknya ada 10 Bab yang sudah disusun. 

"Yang menulis sejarah itu ya sejarahwan dari 34 perguruan tinggi dan juga memang untuk sekarang ini kita tulis 10 Bab, itu tidak detail. Masuk dari temuan-temuan yang awal," jelasnya. 

Fadli menegaskan penulisan ulang sejarah sangat penting untuk bangsa. Apalagi, sudah 26 tahun tidak ada lagi yang menulis soal sejarah Indonesia. 

"Padahal sejarah itu perlukan. Kalau orang tidak menulis sejarah dan tidak mengetahui sejarah dari bangsanya, ya pasti akan kebingungan di tengah arus informasi, arus globalisasi sekarang ini," tegasnya.

"Seperti kata Bung Karno, jangan sekali-sekali kita meninggalkan sejarah," imbuhnya. 

Fadli Zon juga menyinggung sejarah lukisan purba di Leang-leang akan masuk dalam penulisan ulang sejarah. Ia menegaskan penemuan lukisan purba di Maros, Sulsel sudah diakui peneliti Internasional. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya