Menko Yusril: Ada Kemungkinan Prabowo-Presiden Brasil Bahas Kasus Juliana Marins

Presiden RI Prabowo Subianto menghadiri KTT ke-16 BIMP-EAGA (sumber foto: Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Yeni Lestari

Jakarta, VIVA – Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra mengatakan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Brazil mungkin akan membahas insiden meninggalnya Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang tewas terjatuh di Gunung Rinjani,  di sela-sela pertemuan negara-negara anggota BRICS.

Di Pemakaman Juliana, Sang Ayah Kritik Keamanan Jalur Pendakian RI

Diketahui, Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan menghadiri  Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) pada 6–7 Juli di Rio De Janeiro, Brasil.

"Kita dengarlah nanti, mungkin ada pembicaraan di sela-sela pembicaraan bilateral antara Presiden Prabowo dan Presiden Brazil akan dikemukakan," kata Yusril dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, 5 Juli 2025. 

Ibu Negara Brazil Hadir di Pemakaman Juliana Marins

Sejauh ini, jelas Yusril, Pemerintah Indonesia belum pernah menerima surat atau nota diplomatik apa pun dari Pemerintah Brasil yang mempertanyakan insiden wafatnya warga negara tersebut di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, pada Kamis, 26 Juni 2025.

Menko Kumham Imipas RI Yusril Ihza Mahendra

Photo :
  • VIVA.co.id/Zendy Pradana
Jenazah Juliana Marins Dimakamkan di Brasil, Ibu Negara Janja Silva Ikut Melayat

Pemerintah Brasil, kata Yusril, hanya mengirimkan pesawat Angkatan Udara-nya ke Bali untuk membawa jenazah Juliana pulang ke Brasil, dan tidak ada komplain ataupun pertanyaan tentang kasus tersebut.

Kendati begitu, ia mengatakan bahwa memang terdapat banyak pernyataan yang muncul dari keluarga maupun pembela hak asasi manusia (HAM) dari The Federal Public Defender's Office of Brazil (FPDO).

Namun, Yusril memaklumi bahwa keluarga Juliana sedang sedih dan berduka atas meninggalnya salah satu anggota mereka.

Yusril juga memahami tugas FPDO yang fokus terhadap HAM, layaknya Komisi Nasional (Komnas) HAM di Indonesia.

Meski terdapat potensi pembicaraan Presiden RI dengan Presiden Brazil terkait insiden Juliana, Menko Yusril menuturkan kemungkinan Prabowo bertemu dengan FPDO sangat kecil karena tidak pada levelnya.

"Tapi, kalau Presiden mau bertemu keluarga Juliana saya belum tahu. Itu pribadi ya dan kami belum menerima ada permintaan seperti itu," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, pendaki asal Brasil bernama Juliana Marins terjatuh ke lereng Gunung Rinjani ada Sabtu, 21 Juni 2025, dari yang awalnya hanya 200 meter, korban lantas semakin terperosok hingga kedalaman 600 meter.

Setelah lima hari berselang pada 25 Juni 2025 pukul 13:51 WITA, tim SAR gabungan baru bisa mengangkat jenazah korban dari dasar jurang menggunakan peralatan manual dengan tali yang ditarik pakai teknik lifting.

Faktor cuaca dan kondisi jurang menjadi hambatan utama tim pencarian dan penyelamatan untuk mengevakuasi Juliana dari dalam jurang Puncak Cemara Nunggal di Gunung Rinjani.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya