Operasi SAR Diperpanjang: 3 Jenazah Korban KMP Tunu Pratama Ditemukan di Perairan Jembrana
- Dok Polres Jembrana
Jembrana, VIVA – Tim SAR gabungan kembali menemukan tiga jenazah yang diduga korban kapal tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya, Rabu, 9 Juli 2025, di Pantai Pebuahan, Kabupaten Jembrana, Bali. Penemuan ini terjadi di hari pertama perpanjangan operasi pencarian dan pertolongan.
Dua jenazah pertama ditemukan oleh nelayan sekitar pukul 07.00 WITA dan segera dievakuasi oleh tim SAR ke RSUD Blambangan, Banyuwangi. Satu jenazah telah berhasil diidentifikasi sebagai penumpang KMP Tunu, sementara satu lainnya masih dalam proses identifikasi.
"Dari dua jenazah tersebut pada sore hari ini satu terindentifikasi penumpang Kapal Tunu, sedangkan satu jenazah masih dalam proses identifikasi," kata Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan Kesiapsiagaan Basarnas Ribut Eko Suyanto dalam konferensi pers di Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu malam.
Pada sore hari ini pula, lanjut dia, tim SAR gabungan kembali menemukan satu mayat di Perairan Jembrana (Bali) dan sampai saat ini masih dalam proses evakuasi.
"Jadi pada hari ini ada tiga jenazah ditemukan, satu jenazah sudah teridentifikasi, satu proses identifikasi dan satu jenazah lainnya saat ini proses evakuasi," ujar Ribut Eko.
Eko menjelaskan operasi pencarian hari ini juga diperluas dengan operasi SAR bawah laut. Kapal KRI Pulau Fanildo diterjunkan dengan dukungan alat side scan sonar dan kamera bawah air untuk menvisualisasikan kondisi kapal yang tenggelam.
"KRI Pulau Fanildo menggunakan alat side scan sonar dan kamera bawah air untuk visualisasi kondisi objek (KMP Tunu)," katanya.
Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada II Surabaya Laksamana Pertama TNI Endra Hartono menyampaikan dalam operasi SAR hari ini juga menurunkan kamera bawah air untuk mengetahui visual objek yang diduga KMP Tunu.
"Namun sampai dengan kedalaman sekitar 35 meter kamera kami hanyut terbawa arus, namun masih sempat terekam," katanya.
Operasi SAR Diperpanjang 3 Hari
Sebelumnya, Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan Kesiapsiagaan Basarnas Ribut Eko Suyanto menyatakan operasi SAR korban kapal tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya diperpanjang tiga hari mulai Rabu, 9 Juli 2025 hingga Jumat, 11 Juli 2025, atas dasar pertimbangan kemanusiaan.
"Hari ini adalah hari ketujuh pelaksanaan operasi SAR, atas dasar pertimbangan kemanusiaan dan arahan atasan (pemerintah pusat) operasi pencarian kami perpanjang hingga tiga hari ke depan," kata Eko dalam konferensi pers di Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa malam.
Menurut dia, perpanjangan operasi SAR oleh tim SAR gabungan ini dilakukan karena masih banyak korban yang belum ditemukan dan harus dievakuasi dengan mempertimbangkan pula keselamatan tim SAR yang terlibat.
Dengan diperpanjang pelaksanaan operasi SAR korban KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam pada Rabu (2/7) lalu itu, Eko meminta kepada jajarannya untuk melakukan asesmen jumlah personel agar kegiatan pencarian dan pertolongan lebih efektif dan efisien.
"Fokus pelaksanaan SAR ke depan melakukan evakuasi dan menindak lanjuti gambaran bawah air yang dilakukan tim SRU laut serta SRU underwater dan videografi, dan mengambil langkah-langkah serta rencana selanjutnya dengan selalu mempertimbangkan keselamatan," kata Eko.
Berdasarkan Data Posko Operasi SAR dan Potensi SAR Gabungan di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi menyebutkan sampai dengan Rabu, 9 Juli 2025, malam jumlah korban selamat tercatat 30 orang, 12 korban ditemukan meninggal (satu proses evakuasi) dan 23 korban lainnya masih dinyatakan hilang dan dalam pencarian.
KMP Tunu Pratama Jaya diketahui tenggelam pada Rabu, 2 Juli 2025, saat membawa 53 penumpang, 12 kru kapal, dan 22 unit kendaraan dalam pelayaran di perairan Selat Bali.
Upaya pencarian masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI AL, dan relawan, dengan harapan menemukan korban yang masih hilang.