Update Haji 2025: 443 Jemaah Indonesia Meninggal Dunia, 64,6 Persen Lansia
- Istimewa/Zarkoni Hasbi Suid
VIVA – Jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci terus bertambah. Hingga Kamis, 10 Juli 2025 pukul 10.00 WIB, tercatat sebanyak 443 jemaah meninggal dunia berdasarkan data dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama.
“Data ini berdasarkan dari Kemenkes yang masuk ke kami,” jelas Dwi Kumala Mursyid, Kasi Data dan Sistem Informasi Haji Terpadu Daker Madinah, Kamis (10/7/2025).
Dwi Kumala Mursyid, Kasie Data dan Sistem Informasi Haji Terpadu Daker Madinah
- Syahdan Nurdin/MCH 2025
Data menunjukkan bahwa mayoritas jemaah yang wafat berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 60,9 persen, sementara 39,1 persen lainnya adalah perempuan. Dari sisi usia, 64,6 persen merupakan jemaah lanjut usia, sedangkan 35,4 persen berada dalam rentang usia 41–64 tahun.
Sebagian besar kasus kematian terjadi di Kota Makkah, dengan jumlah mencapai 333 orang, disusul Madinah sebanyak 59 orang, Mina 20 orang, serta lokasi lainnya seperti bandara (18 orang) dan Arafah (13 orang).
Jika dilihat berdasarkan embarkasi, lima daerah asal jemaah terbanyak yang wafat adalah:
Surabaya (SUB): 93 orang
Solo (SOC): 54 orang
Jakarta-Bekasi (JKS): 51 orang
Jakarta-Pondok Gede (JKG): 43 orang
Ujung Pandang (UPG): 40 orang
Kementerian Agama terus mengingatkan jemaah untuk menjaga kesehatan, terutama bagi mereka yang lanjut usia atau memiliki penyakit penyerta, seperti penyakit jantung. Cuaca ekstrem, kelelahan, dan kerumunan dalam puncak ibadah haji diduga menjadi faktor penyumbang tingginya angka kematian tahun ini.
Sebagai catatan, jumlah jemaah wafat pada haji tahun 2025 ini mendekati angka pada musim haji 1445 H (2024) yang tercatat sebanyak 461 orang, dan sedikit lebih rendah dari angka kematian pada musim haji 1440 H (2019) yang mencapai 483 orang. Namun demikian, tren ini tetap menjadi perhatian serius dalam peningkatan layanan dan mitigasi risiko kesehatan jemaah.