Soal Kisruh Royalti, Pasha Ungu Minta Industri Musik Lokal Lebih Diperhatikan

Anggota Komisi VIII DPR RI, Pasha Ungu
Sumber :
  • VIVA/Rahmat Fatahillah Ilham

Jakarta, VIVA – Anggota Komisi VIII DPR RI sekaligus penyanyi Sigit Purnomo alias Pasha Ungu buka suara soal polemik royalti musik. Menurutnya, dengan adanya polemik ini justru membawa angin positif lantaran industri musik Tanah Air bisa menjadi lebih diperhatikan.

"Bagus juga, ini kan bertahun-tahun industri ini tidak pernah diperhatikan, saya kira selama ini kan," ucap Pasha kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat, 15 Agustus 2025.

Ia menambahkan, sejauh ini pembayaran royalti untuk dirinya maupun band Ungu berjalan dengan lancar sesuai kontrak yang ada.

Permenkumham Pengelolaan Royalti atas Lisensi Penggunaan Sekunder Hak Cipta Buku

Photo :
  • Kemenkumham

Vokalis Ungu ini juga menyatakan satu atau dua kekeliruan yang terjadi terkait pembayaran royalti ini sejatinya tak perlu dipersoalkan.

"Bahwa ada satu dua pihak yang kemudian mendapatkan kekeliruan dalam prosesnya. Saya tidak bilang itu wajar, tapi itu mungkin saja terjadi," kata dia.

Kendati begitu, kata Pasha, kekeliruan pembayaran royalti ini tetap harus diselesaikan oleh pihak-pihak terkait seperti LMKN. Dengan begitu, Industri musik di Indonesia bisa lebih maju.

"Pertanyaan kemudian, apakah dari pihak WAMI dan LMKN ini berbenah atau tidak, mengakui atau tidak, itu saja. Kalau mengakui, ya diperbaiki lah," pungkasnya.

Kenaikan Gaji-Tunjangan Menuai Protes, Pasha Ungu: DPR Itu Sangat Cinta dengan Masyarakat

Polemik royalti musik kembali mencuat setelah sejumlah gugatan hukum antara pencipta lagu dan penyanyi, serta keluhan pelaku usaha yang merasa terbebani kewajiban pembayaran atas musik yang diputar.

Sejumlah musisi menuding sengketa ini dipicu ketidakjelasan aturan, tumpang tindih kebijakan, dan rendahnya transparansi distribusi royalti oleh Lembaga Manajemen Kolektif (LMK).

Lepas Imaji Patah Hati, Meiska Adinda Tawarkan Warna Musik Berbeda di Single Terbaru

Beberapa musisi mendorong sistem direct license agar pembayaran mengalir langsung ke pencipta lagu, namun mekanisme ini dinilai berpotensi melanggar regulasi yang berlaku. Sementara itu, pemilik kafe dan restoran khawatir memutar musik Indonesia karena takut dikenai biaya tambahan.

Forestra 2025 Dihadiri lebih dari 6.000 penonton, seluruh tiket terjual habis

Forestra 2025 Sajikan Pertunjukan Orkestra Terbesar di Tengah Hutan, Hadirkan 50 Pemain Orkestra Memukau Ribuan Penonton

Forestra 2025 menghadirkan 50 pemain orkestra bersama jajaran musisi lintas genre di depan lebih dari 6.000 penonton.

img_title
VIVA.co.id
1 September 2025