Kenaikan Gaji-Tunjangan Menuai Protes, Pasha Ungu: DPR Itu Sangat Cinta dengan Masyarakat
- YouTube Denny Sumargo
VIVA – Polemik kenaikan tunjangan anggota DPR RI terus menjadi sorotan publik dalam beberapa pekan terakhir. Kebijakan tunjangan perumahan sebesar Rp50 juta per bulan, yang merupakan pengganti fasilitas rumah dinas, memicu gelombang kritik keras dari masyarakat.Â
Banyak pihak menilai besaran tunjangan tersebut tidak sebanding dengan kondisi ekonomi rakyat yang tengah menghadapi berbagai tantangan. Demonstrasi pun bermunculan, dengan puncaknya pada 25 Agustus 2025, ketika massa yang mengatasnamakan "Revolusi Rakyat Indonesia" menggelar aksi besar-besaran di depan gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.Â
Aksi ini diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk mahasiswa, buruh, dan petani, yang menuntut transparansi dan kepekaan DPR terhadap kondisi rakyat.
Selain itu, aksi joget anggota DPR saat Sidang Tahunan MPR RI yang terekam dalam video viral turut memperburuk persepsi publik. Netizen menilai tindakan tersebut sebagai bentuk ketidakpekaan di tengah isu kenaikan tunjangan yang dianggap berlebihan.Â
Kritik ini mencuat di berbagai platform media sosial, dengan banyak warganet menyuarakan kekecewaan atas sikap para wakil rakyat yang dinilai tidak mencerminkan empati terhadap kesulitan masyarakat.
Di tengah kontroversi ini, Sigit Purnomo Syamsuddin Said, atau yang lebih dikenal sebagai Pasha Ungu, anggota DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), angkat bicara.Â
Ia menegaskan bahwa DPR memiliki komitmen kuat untuk melayani masyarakat dan menjalankan tugasnya demi kepentingan rakyat.
"DPR itu cinta, sangat cinta dengan masyarakat. Kalau tidak cinta dengan masyarakat, program pemerintah tidak akan berjalan," ujar Pasha, mengutip video YouTube Denny Sumargo, Kamis 28 Agustus 2025.
"Tidak ada itu yang namanya revisi undang-undang penyesuaian dengan era hari ini, misalnya. Kalau kita mau kupas ya banyak sekali hal-hal yang sangat bermanfaat yang dilakukan untuk masyarakat," tuturnya.
Politikus berusia 45 tahun ini membantah anggapan bahwa DPR bersikap acuh terhadap kondisi masyarakat. Ia mengakui bahwa DPR perlu meningkatkan cara berkomunikasi dan merespons aspirasi rakyat. Dalam diskusi dengan aktivis Ferry Irwandi, Pasha mencatat dua poin penting sebagai masukan dari masyarakat.
"Saya ada dua hal yang saya catat dari Ferry hari ini sebagai perwakilan masyarakat ya. Yang pertama, memang cara kita merespons reaksi masyarakat. Memang kita, bukan mengalah, harus banyak mendengar, sabar aja," kata Pasha Ungu.
"Yang kedua itu tadi harus lebih banyak empati, simpati ya kan melihat situasi yang ada di tengah-tengah masyarakat hari ini," tukasnya.
Pasha juga sepakat bahwa DPR harus terus berbenah. Ia memandang kritik dari masyarakat sebagai pengingat untuk bekerja lebih baik dan menjalankan amanah sebagai representasi rakyat.
"Bahwa hari ini kita terus berbenah. Iya, itu sepakat. Kita ini sebagai cambuk, sebagai peringatan buat kita untuk lebih semangat," kata pelantun Demi Waktu ini.
"Karena kita kan tugasnya mengawasi pemerintah. DPR harus diawasi oleh rakyat karena kita representasi masyarakat," pungkasnya.
Menurut Pasha, tunjangan yang diterima anggota DPR telah melalui perhitungan matang oleh institusi terkait, seperti Kementerian Keuangan dan Sekretariat Jenderal DPR, dengan mempertimbangkan kebutuhan anggota DPR yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.Â
Ia menekankan bahwa DPR harus lebih proaktif dalam menjelaskan mekanisme ini kepada publik untuk mengurangi kesalahpahaman. Meski demikian, Pasha mengakui bahwa DPR perlu lebih banyak mendengar dan menunjukkan empati agar kepercayaan masyarakat dapat dipulihkan.