Menteri PPPA soal Game Roblox: Kalau Sangat Berdampak Negatif, Ya Diblokir Saja

Menteri PPPA Arifah Fauzi
Sumber :
  • Instagram/arifah.fauzi

Jakarta, VIVA – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi menyatakan banyak dorongan dari masyarakat agar game Roblox diblokir.

Puan Soroti Masalah Jadi Perhatikan Rakyat, Pemblokiran Rekening hingga Royalti Hak Cipta Lagu

Arifah pun mendukung pemblokiran tersebut jika sangat mengganggu atau berdampak negatif bagi anak-anak. Namun, jika masih bisa diperbaiki, menurutnya akan jauh lebih baik.

"Mungkin kalau masih bisa diperbaiki, bisa diperbaiki itu akan lebih baik. Tapi kalau memang sudah dinilai sangat mengganggu dan berdampak negatif, ya ada baiknya mungkin ditutup atau diblokir ya. Tapi kita lihat dulu lah, dikaji dulu," kata Arifah kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 19 Agustus 2025.

KPAI Desak Pemerintah Investigasi dan Siap Blokir Roblox Jika Terbukti Langgar UU Perlindungan Anak

Arifah menyoroti beberapa dampak negatif, salah satunya anak-anak yang bermain game Roblox cenderung menjadi malas dan lupa waktu. 

"Terutama untuk anak-anak ya. Karena kalau kita lihat mereka tuh sampai lupa aktivitas yang lainnya karena terfokus pada game itu," tutur dia.

Ramai Wacana Blokir Game Roblox, Puan Ingatkan Reformasi Literasi Digital pada Anak

Di sisi lain, dia juga menilai unsur kekerasan dalam game Roblox sangat berbahaya bagi anak-anak.

"Oh iya dong, kalau sesuatu yang berdampak pada menimbulkan kekerasan itu sangat membahayakan. Karena anak-anak kita ini kan kadang belum bijak dalam menggunakan gadget ya," jelas Arifah.

Arifah pun menegaskan, pihaknya masih melakukan pengkajian terhadap game Roblox ini bersama dengan Kemkomdigi dan Kemendikdamen. 

Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta Odang (Oso)

Oso Minta Anak Muda Indonesia Jauhi Narkoba dan Wajib Olahraga

Oso mengimbau para orang tua lebih mengawasi anak-anaknya, agar dapar terhindar dari penyalahgunaan narkoba

img_title
VIVA.co.id
19 Agustus 2025