Tragedi Kebakaran di Blora, Kades: Ada 60 Sumur Minyak Milik Warga

Penampakan pengeboran sumur minyak ilegal di area padat permukiman warga di Blora
Sumber :
  • ANTARA/HO-Gunawan)

Blora, VIVA – Tragedi kebakaran sumur minyak rakyat di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Minggu (17/8/2025), menyisakan duka mendalam. Tiga orang dilaporkan tewas, termasuk seorang balita, sementara dua lainnya masih dirawat akibat luka bakar.

Sumur Minyak Terbakar di Blora Ternyata Ilegal, Polisi Janji Tertibkan

Namun di balik insiden memilukan itu, fakta lain mencuat: terdapat puluhan sumur minyak rakyat yang tersebar di Desa Gandu, bahkan sebagian berada di tengah permukiman warga.

Kepala Desa Gandu, Iwan Sucipto, mengungkapkan fenomena ini mulai marak sejak dua tahun terakhir.
"Ada sekitar 60 sumur minyak rakyat, 10 di antaranya berada tepat di tengah pemukiman penduduk dan sudah menghasilkan setiap hari," kata Iwan Sucipto di Blora, dikutip dari ANTARA, Selasa (19/8/2025).

Update Kebakaran Sumur Minyak di Blora: 3 Meninggal, Api Belum Padam

Sumur minyak milik rakyat di Desa Gandu, Bogorejo Blora terbakar

Photo :
  • ANTARA

Menurut Iwan, keberadaan sumur minyak ini bermula dari upaya warga mencari sumber air bersih. Selama bertahun-tahun, Desa Gandu kerap mengalami krisis air, terutama saat musim kemarau. Warga biasa membeli air atau mencari sumber air jauh dari desa.

Update Kebakaran Sumur Minyak Blora: Dua Orang Meninggal, 50 KK dan Ternak Diungsikan

Namun situasi berubah ketika salah seorang warga secara tak sengaja menemukan minyak saat melakukan pengeboran sumur air.

“Kabar itu cepat menyebar, bahkan terdengar oleh orang luar desa. Mereka kemudian berdatangan, sebagian ikut membiayai pengeboran. Dari situlah sumur-sumur minyak ini terus bermunculan,” jelasnya.

Dalam waktu singkat, puluhan sumur minyak berdiri di berbagai lahan, termasuk di sekitar rumah penduduk. Bagi warga yang tak memiliki cukup modal, mereka menggandeng investor untuk membiayai pengeboran.

Bagi masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai petani, minyak dianggap sebagai harapan baru. Tambahan penghasilan dari hasil minyak diyakini bisa memperbaiki ekonomi keluarga.

Namun di sisi lain, Kepala Desa Iwan mengaku sudah berkali-kali memperingatkan warganya mengenai risiko besar yang mengintai.

“Saya sudah berulang kali mengingatkan soal bahaya keberadaan sumur minyak di area permukiman. Tapi warga tetap nekat, karena minyak ini dianggap sebagai peluang untuk memperbaiki ekonomi mereka,” tutur Iwan.

Sayangnya, imbauan itu sering tak digubris. Hasil minyak yang menggiurkan membuat sebagian warga mengabaikan potensi bahaya, meski sumur-sumur itu berada di lingkungan padat penduduk. (ANTARA)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya