Bukan Cuma Copot Kepala Sekolah, Wali Kota Prabumulih Arlan juga Pernah Mutasi 18 Tenaga Medis ke Daerah Terpencil
- IST
Prabumulih, VIVA – Nama Wali Kota Prabumulih, Arlan, belakangan ini terus jadi sorotan publik. Setelah ramai soal pencopotan Kepala SMPN 1 Prabumulih yang viral di media sosial, rekam jejaknya ternyata juga pernah diwarnai kontroversi lain, yakni mutasi massal tenaga medis ke daerah terpencil pada Juli 2025.
Kisruh Pencopotan Kepala Sekolah SMPN 1 Prabumulih
Polemik mencuat pada awal September 2025, ketika Kepala SMPN 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah, disebut-sebut dicopot dari jabatannya usai menegur anak pejabat yang kedapatan membawa mobil ke sekolah. Kasus ini langsung menyedot perhatian publik setelah video Roni menangis beredar luas di media sosial, diikuti dengan rekaman puluhan siswa yang menangis melepasnya.
Kepala Sekolah SMPN 1 Prabumulih, Sumatera Selatan, Roni Ardiansyah
- Istimewa
Publik pun menilai peristiwa itu sebagai bentuk protes terhadap keputusan yang dianggap tidak adil. Isu semakin panas setelah narasi berkembang bahwa pencopotan dilakukan lantaran Roni menegur anak Arlan.
Namun, Arlan membantah tuduhan tersebut. “Tidak benar saya yang mencopot. Saya hanya memberi teguran, bukan mencopot dari jabatan kepala sekolah,” kata Arlan.
Ia juga menegaskan bahwa kabar anaknya membawa mobil ke sekolah tidak benar. “Faktanya, anak saya diantar ke sekolah, bukan mengemudikan mobil sendiri,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Prabumulih, A Darmadi, juga ikut memberi penjelasan. Menurutnya, mutasi jabatan itu dilakukan sebagai bentuk penyegaran karena Roni sudah lebih dari 10 tahun menjabat. Namun, di tengah memanasnya polemik, Arlan akhirnya menyampaikan permintaan maaf kepada publik.
“Saya selaku wali kota menyampaikan permohonan maaf kepada Pak Roni dan seluruh masyarakat,” katanya.
Kasus ini kemudian mendapat perhatian nasional setelah ajudan Presiden Prabowo Subianto, Rizky Irmansyah, turun tangan melalui akun Instagram pribadinya. Ia menegaskan bahwa pencopotan dibatalkan dan Roni kembali bertugas di sekolah asal.
Roni sendiri menanggapi situasi ini dengan tenang. Ia menyebut video viral yang beredar terjadi spontan dan menegaskan siap kembali menjalankan tanggung jawabnya.
18 Tenaga Kesehatan Dimutasi ke Daerah Terpencil
Kontroversi lain yang menyeret nama Arlan terjadi pada 24 Juli 2025. Saat itu, anaknya mengalami luka di kepala dan disebut membutuhkan operasi darurat. Arlan bersama istrinya membawa sang anak ke RS AR Bunda Prabumulih pada malam hari.
Namun, pelayanan yang diterima dinilai lamban. Dokter bedah yang bertugas disebut menolak melakukan operasi segera dan menyarankan agar tindakan dilakukan keesokan paginya.
Kesal dengan situasi tersebut, Arlan lalu membawa anaknya ke RS Pertamina Prabumulih. Di rumah sakit tersebut, pelayanan berjalan lebih cepat. Putranya langsung menjalani operasi dan mendapat 12 jahitan.
Imbas dari kasus ini, 18 tenaga kesehatan di RS AR Bunda dipindahkan ke daerah terpencil. Bahkan, beberapa di antaranya juga disebut dinonaktifkan. Situasi ini telah dibahas dalam rapat DPRD Prabumulih bersama pendiri sekaligus pemilik RS AR Bunda, Dr H Abdul Rachman SpOG MM, serta jajaran manajemen rumah sakit untuk mengklarifikasi dugaan penolakan pelayanan medis terhadap anak Wali Kota.