Media Israel Soroti Ucapan 'Shalom' Prabowo saat Menutup Pidatonya di PBB
- Setpres
Tel Aviv, VIVA – Pidato Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto di Majelis Umum PBB pada hari Selasa, 23 September 2025. menuai sorotan dari media Israel. Prabowo dalam pidatonya lantang menyuarakan solusi dua negara dalam rangka perdamaian konflik Israel-Palestina.
Pada saat bersamaan, Prabowo mengklaim Indonesia akan mengakui Israel ketika negara Yahudi tersebut mengakui negara Palestina, ujar pemimpin tersebut dalam pidatonya di Majelis Umum PBB, Selasa.
Prabowo Subianto menambahkan bahwa dunia harus menghormati hak Israel untuk hidup aman, dan mengakhiri pidatonya dengan kata Ibrani "Shalom," yang diterjemahkan menjadi "perdamaian" dalam konteks pernyataannya.
Presiden Prabowo Subianto hadiri forum PBB di New York
- Tim Media Presiden Prabowo Subianto
Media ternama Israel, seperti Times of Israel dan Jerusalem Post menyoroti kata ‘Shalom’ yang dijadikan penutup di pidato Prabowo di PBB. Ucapan tersebut lazim dipakai untuk sapaan bagi umat Yahudi maupun Kristiani.
Padahal, menurut media Israel, Indonesia adalah negara Muslim terbesar di dunia dan tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
"Subianto menambahkan bahwa dunia harus menghormati hak Israel untuk hidup aman, dan mengakhiri pidatonya dengan kata Ibrani "Shalom," yang diterjemahkan menjadi "perdamaian" dalam konteks pernyataannya," tulis Jerusalem Post, Rabu, 24 September 2025.
Prabowo dalam banyak kesempatan, selalu mengucapkan salam keagamaan sebagaimana agama- agama yang dianut masyarakat Indonesia, dan menjadikannya sebagai salam nasional di Indonesia yang lazim dia ucapkan untuk mengakhiri sebuah pidato.
Dalam pidatonya di Majelis Umum PBB pada Selasa kemarin, Prabowo menutup pidato dengan ucapan dalam agama Islam, ‘Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh’, dilanjutkan ‘Shalom’, kemudian 'Om shanti shanti shanti om', dan 'Namo Buddhaya'.
Prabowo menyebut solusi dua negara menjadi langkah tepat untuk menyelesaikan konflik kedua negara. Dia yakin solusi itu akan membawa perdamaian yang sesungguhnya.
"Indonesia sekali lagi menegaskan kembali komitmennya terhadap solusi dua negara untuk masalah Palestina. Hanya ini yang akan mengarah pada perdamaian. Kita harus menjamin kenegaraan bagi Palestina," tegasnya dalam pidato tersebut. "Dan kita akan mendukung semua jaminan untuk keamanan Israel."
Subianto kemudian memuji negara-negara lain yang baru-baru ini mengakui negara Palestina, termasuk Prancis, Inggris, Kanada, dan Australia. "Pengakuan negara Palestina merupakan langkah di sisi sejarah yang benar"
"Kita harus mengakui Palestina sekarang. Kita harus menghentikan bencana kemanusiaan di Gaza. Mengakhiri perang harus menjadi prioritas utama kita," tambah pemimpin Indonesia itu.
