Stafsus Menag Serukan Jaga Indonesia Lewat Kerukunan Antarumat Beragama
- Istimewa
Jakarta, VIVA – Staf Khusus (Stafsus) Menteri Agama RI bidang Kerukunan, Pengawasan dan Layanan Keagamaan, serta Kerjasama Luar Negeri, Gugun Gumilar, menghadiri acara Tahbisan Imam di Gereja Katolik Santo Thomas, Kelapa Dua, Depok, Sabtu 27 September 2025. Acara sakral ini turut dihadiri Menteri Agama RI beserta jajaran, serta umat Katolik dari berbagai daerah.
Kehadiran Gugun Gumilar dalam momentum keagamaan ini menjadi penegasan komitmen negara untuk terus menjaga kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Ia menyebut momen tahbisan imam bukan hanya acara keagamaan semata, tetapi juga simbol kuat tentang bagaimana keberagaman dapat hidup berdampingan dalam damai.
“Sebagai Staf Khusus Menteri Agama RI yang fokus pada bidang kerukunan, saya merasa sangat beruntung dapat menyaksikan langsung peristiwa sakral ini bersama saudara-saudari umat Katolik. Acara ini adalah gambaran nyata kerukunan umat beragama yang hidup di Indonesia. Rasa cinta kasih, kepedulian, dan kedamaian terus menghiasi kehidupan berbangsa kita,” ujar Gugun dalam keterangan tertulisnya, Rabu 1 Oktober 2025.
Ia menjelaskan, kehadiran Kementerian Agama dalam berbagai aktivitas lintas iman adalah bentuk nyata kehadiran negara dalam memperkuat kerukunan. Upaya ini dilakukan melalui sejumlah langkah strategis, seperti penguatan moderasi beragama, pendampingan masyarakat lintas iman, dan pembangunan ruang dialog terbuka serta inklusif.
“Kehadiran negara diarahkan untuk memastikan setiap umat dapat menjalankan keyakinannya dengan aman, damai, dan saling menghormati. Kerukunan bukan hanya tujuan, tetapi fondasi penting untuk menjaga keutuhan Indonesia,” tegasnya.
Menurut Gugun, keberagaman di Indonesia bukan sekadar kenyataan sosial, tetapi juga kekuatan besar yang perlu terus dirawat bersama. Ia mengajak seluruh elemen bangsa, pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat untuk bersama-sama menjaga persaudaraan lintas iman sebagai bagian dari gerakan “Jaga Indonesia”.
“Acara ini mengingatkan kita bahwa keberagaman bukanlah sekadar realitas, melainkan kekuatan yang menyatukan. Tugas kita adalah merawatnya, menjaganya, dan mewariskannya kepada generasi berikutnya,” kata Gugun.
