Muktamar NU, Pengurus Cabang Dorong Musyawarah Mufakat Jadi Opsi Utama

Presiden Jokowi buka Muktamar NU ke-34 di Lampung.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Perwakilan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Indonesia mendorong jalur musyawarah mufakat di Muktamar ke-34 NU di Lampung. Alasannya musyawarah mufakat adalah metode yang sudah jadi tradisi di NU yang mulai perlahan hilang tergerus metode pemungutan suara atau voting. 

PKB Pastikan Muktamar Tak Bahas Masalah Konflik dengan PB NU

Ketua PCNU Barru, Sulawesi Selatan, Irham Djalil, menyampaikan harapannya agar musyawarah mufakat bisa jadi opsi utama dalam muktamar.

"Harusnya jadi model utama pengambilan keputusan mulai tergerus dan hilang digantikan model pemungutan suara (voting) harusnya hanya menjadi model alternatif atau opsi terakhir saat terjadi kebuntuan atau deadlock," kata Irham, Rabu, 22 Desember 2021. 

Setuju Muktamar 2025, Ketua Majelis Pakar PPP: Sesuai Hasil Rapimnas, Jangan Dibuat Repot

Dia menilai muktamar sama seperti forum lain seperti konferensi wilayah maupun cabang karena sebagai tempat pertemuan ide, gagasan, aspirasi, hingga kepentingan lainnya. Adanya perbedaan sikap dalam prosesnya adalah hal yang wajar.

Namun, ia bilang dulunya dalam tradisi NU, perbedaan itu bisa dimusyawarahkan dengan tujuan ditemukan kesepakatan bersama. Tapi, ia tak menampik tradisi musyawarah itu saat ini cenderung menghilang.

Kursi Mardiono Mulai Digoyang, Jubir Tegaskan Muktamar PPP Sepakat Digelar 2025

"Karena dari awal forum disetting untuk pemungutan suara yang memicu upaya mobilisasi suara," ujar Irham. 

Menurutnya, dalam proses mobilisasi suara dalam forum NU dikhawatirkan memunculkan masalah di kemudian hari. Salah satunya potensi munculnya polarisasi kelompok hingga rasa tak enak antar sesama aktivis NU kerap terjadi. 

Presiden Jokowi buka Muktamar NU ke-34 di Lampung.

Photo :
  • Istimewa

Dia mengingatkan persoalan ini terjadi di forum muktamar yang memilih pimpinan tertinggi. Imbasnya ada gesekan antar aktivitis NU. Ia mengatakan demikian karena dalam beberapa forum muktamar yang terjadi adalah gesekan kuat.

“Muncul perbedaan tajam akibat pola voting dalam pemilihan ketua tanfidziah. Maka kami berharap hal itu tidak selalu terulang di setiap forum muktamar sehingga dorongan musyawarah mufakat ini kami gaungkan dan sampaikan,” katanya. 

Lebih lanjut, ia menyampaikan musyawarah mufakat juga sebagai tradisi yang diwariskan para pendiri NU. Dia bilang tradisi ini mestinya dipertahankan untuk menyikapi perbedaan baik di konfrensi maupun muktamar.

Kata dia, warisan pendiri NU dalam musyawarah mufakat itu layak diteruskan yang layak diwarisi oleh semua pengurus NU dan warga nahdliyin. Dia menyarankan hal ini perlu diadopsi di muktamar. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya