Golkar Meroket di Pileg 2024, Airlangga hingga Ahmad Doli Dinilai Punya Peran Penting
- istimewa
Jakarta - Keberhasilan Partai Golkar di Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2024 sebagai titik balik partai berlambang pohon beringin itu setelah dalam beberapa pemilu terakhir suaranya menurun. Meroketnya Golkar di Pileg juga memperlihatkan efektifitas kepemimpinan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Figur Airlangga dianggap bisa memanaskan mesin politik partai sampai ke ranting. Golkar di bawah Airlangga juga elite tim kepengurusan yang solid seperti salah satunya adalah Wakil Ketua Koordinator Bidang Pemenangan Pemilihan Umum DPP Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung.
Dengan posisi itu, Doli Kurnia dinilai punya peran penting lantaran bertanggung jawab jalankan strategi pemenangan hingga ke level terbawah saat Pileg 2024.
Pengamat politik dari Developing Countries Studies Center (DCSC) Zaenal A Budiyono menilai pencapaian suara Golkar di Pileg 2024 memang mengejutkan. Bagi dia, pencapaian di 2024 sebagai titik balik Golkar setelah banyak tokoh yang keluar hingga mendirikan partai baru.
“Banyaknya elit Golkar yang keluar dan mendirikan partai baru sempat membuat suara partai beringin terkoreksi. Namun, kini mereka berhasil mengkonsolidasikan diri dan memanaskan mesin hingga di kepengurusan terbawah,” kata Zaenal di Jakarta dikutip pada Minggu, 16 Juni 2024.
Dia menjelaskan, dari hasil survei beberapa bulan menjelang Pileg 2024, suara Golkar masih stagnan satu digit. Zaenal mencontohkan seperti hasil survei Desember 2023 yang menyatakan elektabilitas Golkar hanya berada di kisaran 9,3 persen. Namun, hasil itu berbeda jauh saat Pileg 2024 karena Golkar mampu meroket hingga 17,59 persen di Pileg 2024.
Menko Perekonomian sekaligus Ketum DPP Golkar Airlangga Hartarto.
- istimewa
Zaenal pun coba menganalisa pemicu Golkar bisa bangkit hingga berjaya di Pileg 2024. “Pertama, yang saya dengar langsung dari beberapa sumber, Golkar menyadari bahwa kepengurusan di ranting sudah lama mati suri. Lalu dilakukan revitalisasi secara massif sehingga mesin partai hidup lagi,” jelas Zaenal.
Lebih lanjut, menurutnya faktor kedua yaitu kecermatan Golkar memanfaatkan coattail effect atau efek ekor jas Presiden RI Joko Widodo dan Presiden RI terpilih Prabowo Subianto sekaligus.
“Hasilnya kita lihat suara Golkar melebihi Partai Gerindra yang notabene partainya Pak Prabowo dan menempel PDIP. Saya kira desk pemenangan pemilu Golkar menyiapkan strategi ini sejak lama. Bukan ujug-ujug," lanjut Zaenal.