Ijeck Golkar: Politik Bukan Sekadar Kekuasaan, tapi Hadirkan Kesejahteraan Rakyat
- Dok. Istimewa
Jakarta, VIVA – Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI dari fraksi Golkar, Muhidin Mohamad Said menegaskan bahwa politik anggaran harus diarahkan untuk kepentingan publik, bukan kepentingan sesaat.
Hal tersebut disampaikan Muhidin dalam Diklat Kader Muda Nasional Partai Golkar Gelombang II yang diikuti peserta dari 14 provinsi pada Sabtu, 4 Oktober 2025. Acara itu juga mengusung tema “Politik Anggaran untuk Kesejahteraan: Antara Populisme dan Tuntutan Birokratik”.
“Politik anggaran yang berpihak pada kesejahteraan masyarakat adalah memastikan alokasi untuk kebutuhan dasar rakyat, mengurangi ketimpangan, serta mendorong pemerataan ekonomi. Uang harus terus beredar dan tidak boleh mengendap agar pertumbuhan ekonomi tetap stabil,” kata Muhidin.
Dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi V DPR RI, Musa Rajekshah atau Ijeck menekankan pentingnya keseimbangan antara kebijakan populis yang cepat dengan birokrasi yang terukur.
“Populisme seringkali muncul dalam bentuk aspirasi atau janji kampanye yang cepat tapi boros. Sedangkan birokratisasi berjalan melalui APBN dan regulasi, terukur tapi lamban. Tantangannya adalah bagaimana kita bisa menggabungkan keduanya agar kebijakan tetap tepat sasaran,” ujar Ijeck.
Logo Partai Golkar
- Antara
Ijeck juga menyinggung inovasi ekonomi yang perlu terus didorong, termasuk gagasan mix economy antara pemerintah dan swasta, serta pentingnya penerapan e-government untuk menutup celah korupsi di daerah.
“Kalau e-government di banyak daerah belum berjalan optimal, maka potensi penyimpangan sangat tinggi. Digitalisasi tata kelola anggaran adalah kunci untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas,” tegasnya.
Ijeck juga mengingatkan kader muda agar memahami bahwa politik anggaran adalah fondasi kesejahteraan rakyat, bukan sekadar alat kekuasaan.
“Saudara-saudara kader muda Golkar adalah generasi penerus yang akan menentukan arah bangsa. Kuasai ilmu, pahami medan politik, dan gunakan hati untuk mendengar rakyat. Jadilah teknokrat yang cerdas sekaligus pengawal suara rakyat. Ingat, tujuan kita berpolitik bukan sekadar kekuasaan, tetapi menghadirkan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia," tuturnya.
