PSI Bakal Beri Karpet Merah buat Jokowi jika Daftar Calon Ketum
- VIVA.co.id/Fajar Sodiq (Solo)
Jakarta, VIVA – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) akan memberikan karpet merah untuk Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) jika mendaftarkan diri sebagai calon ketua umum (caketum) PSI. Sebab, Jokowi selama ini turut membersamai perjuangan partai tersebut.
"Tentu, Pak Jokowi ini sekali lagi bagi kami adalah salah satu figur yang selama ini membersamai juga perjuangan PSI," kata Sekretaris SC Kongres PSI Benediktus Papa kepada wartawan, dikutip Rabu, 18 Juni 2025.
"Sehingga, ketika Pak Jokowi mendaftar, ya tentu karpet merah akan kami berikan," katanya.
Jokowi soal namannya dikaitkan degan kandidat calon Ketum PPP, Amran Sulaiman.
- VIVA.co.id/Fajar Sodiq (Solo)
Meski begitu, Benediktus menegaskan Jokowi belum tentu langsung dinyatakan menang jika mendaftarkan diri sebagai caketum PSI.
Hal ini dikarenakan pemilihan ketua umum PSI dilakukan melalui mekanisme pemungutan suara seluruh anggota partai.
"Tapi sekali lagi bahwa siapa yang akan menjadi Ketua Umum, tentu dikembalikan kepada seluruh anggota PSI yang hari ini teman-teman lihat sedang diverifikasi, siapapun yang dipilih oleh anggota partai, ya itulah yang akan kita terima sebagai Ketua Umum Partai PSI yang baru," katanya.
Diketahui, mantan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) masih belum yakin maju sebagai bakal calon Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Sebab, Jokowi masih melakukan pertimbangan dan perhitungan supaya tidak kalah jika memang mau ikut maju dalam pencalonan Ketua Umum PSI.
“Masih dalam kalkulasi. Jangan sampai kalau nanti misalnya saya ikut, saya kalah,” kata Jokowi di Solo pada Rabu, 14 Mei 2025.
Sampai saat ini, Jokowi mengaku belum melakukan pendaftaran sebagai bakal calon ketua umum PSI. “Belum, kan masih panjang sampai Juni. Seinget saya sampai Juni,” ucapnya.
Jokowi masih mempertimbangkan untuk maju sebagai bakal calon Ketua Umum PSI lantaran sistem pemilihannya menggunakan e-voting. Sehingga, kata dia, seluruh anggota PSI memiliki hak untuk memilih.
“Ya belum tahu. Karena ini kan yang saya tahu, katanya mau pakai e-voting. One man one vote. Seluruh anggota diberi hak untuk memilih. Yang sulit di situ,” ujarnya.