Jokowi soal Pilih Ketum PSI Pakai e-Voting: Tidak Ada Lagi Politik di Belakang Layar

Presiden Ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi di acara kongres PSI
Sumber :
  • ANTARA/Mentari Dwi Gayati

Surakarta, VIVA – Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi mengomentari pemilu raya pemilihan Ketum PSI yang dilaksanakan secara e-voting, Sabtu 19 Juli 2025.

Golkar Dukung Kepala Daerah Dipilih DPRD, tapi Rakyat Harus Tetap Terlibat

Jokowi melihat pemilu e-voting dengan satu anggota satu suara itu ialah sebagai sebuah revolusi demokrasi. Meski baru diikuti 157,579 pemilih atau 84 persen, Jokowi mengira suatu saat akan diikuti jutaan anggota PSI.

"Mungkin sekarang yang berpartisipasi baru 84 persen. Nantinya kalau ini menjadi sebuah model yang baik bisa jutaan anggota PSI semuanya ikut berpartisipasi dalam pemilu raya yang akan datang karena suara dan partisipasinya dihargai," kata Jokowi.

Roy Suryo Soroti Banyak Kejanggalan di Reuni UGM yang Dihadiri Jokowi: Aneh!

Presiden ke-7 RI Jokowi di acara kongres PSI

Photo :
  • tvOne/Mahfira Putri

Ia mengatakan dengan dipilihnya partai super Tbk menjadi peluang siapa saja agar masuk ke PSI. Mengingat setiap anggota memiliki kekuatan dan dihargai suaranya.

Respons 'Partai Biru', Kaesang Tegaskan Hubungan Jokowi dengan SBY Sangat Baik

Menurutnya dengan model politik seperti ini, tidak ada lagi politik di belakang layar karena semuanya terbuka dan transparan. 

"Tidak ada lagi keputusan segelintir orang, tidak ada. Keputusan nanti ada di seluruh anggota," kata dia.

Ia mengatakan yang terpenting dalam kita berbangsa dan bernegara, dirinya ingin orientasi seluruh kebijakan-kebijakan yang ada di PSI untuk negara, rakyat bukan untuk kelompok dan untuk pribadi.

Selain menjadi partai super Tbk dengan pelaksanaan e-voting, Jokowi juga berpesan kepada Ketum terpilih, Kaesang Pangarep agar segera menyelesaikan struktur partai.

"Saya punya pesan kepada Mas Ketua umum dan seluruh Ketua DPW dan DPD agar yang namanya struktur partai itu segera diselesaikan sampai ke tingkat desa," pesannya.

Ia menilai partai ialah mesin, sementara struktur partai ialah penggeraknya. Jika mesin ada, pergerakannya akan jauh lebih mudah.

"Saya titip, kita bekerja keras bersama-sama agar struktur partai di seluruh wilayah di seluruh provinsi kabupaten dan kota segera bisa diselesaikan. Paling tidak 2027 akhir kalau itu bisa diselesaikan artinya mesinnya siap," kata dia.

Laporan Mahfira Putri/tvOne Surakarta

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya