Pemerintah Diingatkan Tak Terjebak Pemulihan Ekonomi Parsial

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi.
Sumber :
  • ANTARA/M Agung Rajasa

VIVA – Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof. Arief Anshory Yusuf, PhD, mengingatkan pemerintah untuk tidak terjebak dalam pemulihan ekonomi secara parsial. Menurutnya, pemulihan PDB akibat pandemi Covid-19 harus kembali ke level yang seandainya terjadi apabila krisis tidak terjadi.

“Jadi bukan kembali ke lama. Jangan selama ini pertumbuhan ekonomi kita 6% itu harus (kembali) 6%, itu bukan full recovery, itu partial recovery,” kata Prof. Arief saat menjadi pembicara pada Sarasehan virtual “Pemulihan Ekonomi Pasca-Covid-19: Membangun Ekonomi Indonesia yang Adaptif dan Resiliens”, dikutip Minggu, 12 Desember 2021.

Prof. Arief memaparkan, berdasarkan analisis dari data kuartal PDB Indonesia yang diperoleh dari CEIC Data, terdapat celah pemulihan (recovery gap) yang cukup lebar dari level saat pandemi melanda dengan level yang seandainya terjadi apabila tidak ada pandemi.

Ketua Dewan Profesor Unpad ini juga membandingkan data celah pemulihan Indonesia dengan beberapa negara sahabat. Ternyata, celah pemulihan Indonesia tidak begitu baik prospeknya dibandingkan dengan negara sahabat.

“Sampai kuartal III 2021, artinya kita bukan yang terbaik dalam prospect recovery,” kata Prof. Arief.

Data ini juga disandingkan dengan prediksi pemulihan ekonomi dari IMF. Pada data ini, IMF memprediksi bahwa dunia akan mencapai pemulihan ekonomi secara penuh pada 2023. Bahkan, negara dengan tingkat ekonomi maju diprediksi mencapai pemulihan penuh lebih cepat, yaitu pada 2022.

Namun, prediksi berbeda terlihat untuk negara berkembang di kawasan Asia, ASEAN, bahkan Indonesia secara khusus. IMF belum bisa memprediksi kapan tiga kawasan negara ini akan mencapai pemulihan penuh.

Prof. Arief menyoroti salah satu penyebab mengapa IMF tidak bisa memprediksi pencapaian pemulihan ekonomi penuh di Indonesia ialah karena tingginya jumlah angkatan kerja di Indonesia.

COVID-19 Kembali Masuk Jawa Barat, Ini Kata Dedi Mulyadi

“Kalau di negara maju labor force growth-nya tidak terlalu tinggi. Tidak full recovery juga tidak masalah. Tapi di negara berkembang, labor force growth-nya sangat signifikan,” kata [L1] Prof. Arief.

Selain itu, pemerintah juga perlu mencegah peningkatan kesenjangan antara kelompok kaya dan kelompok miskin. “Yang kita inginkan adalah yang miskin bisa naik lebih cepat dari yang kaya sehingga kita minimal bisa meng-offside dampak ketidaksetaraan yang terjadi ketika krisis, supaya minimal kembali ke sebelum krisis,” tuturnya.

Bandara Soekarno Hatta Perkuat Pengawasan Usai Lonjakan Covid-19 di Negara Tatangga

Sarasehan yang digelar atas kerja sama Unpad dengan Ikatan Alumni Unpad ini juga menghadirkan pembicara lainnya, yaitu Direktur Deloitte Indonesia Airlangga Suryaatmadja, Ketua Ika Unpad Irawati Hermawan, dan Guru Besar FH Unpad Prof. Dr. Ahmad M. Ramli, M.H., FCB.Arb.

Selanjutnya di sesi kedua, hadir pembicara Dirut PT. Angkasa Pura II Muhammad Awaludin, Guru Besar FPIK Unpad Prof. Dr. Zuzy Anna, Guru Besar FEB Unpad Prof. Dr.rer.nat. Martha Fani Cahyandito, Dirut MN Sky Vision Haris Susanto, dan Direktur PT. Aviasi Pariwisata Herdi Harman.

Ada 15 Orang di Jaksel Positif Covid-19 Sepanjang Tahun 2025

Baca juga: Ekonomi Kuartal IV Bisa Tumbuh 5,5%, Pemerintah Buat Survei Kemiskinan

Ivan Gunawan

Takut Mati, Ivan Gunawan Depresi Gegara Kadar Gula Tinggi dan Saturasi Oksigen Anjlok

Desainer ternama Ivan Gunawan baru-baru ini mengungkapkan pengalaman mengerikan saat berjuang melawan COVID-19 pada masa puncak pandemi sekitar tahun 2020 lalu.

img_title
VIVA.co.id
30 Juli 2025