Energi Mega Persada Catat Laba Bersih US$44 Juta hingga Kuartal III-2022

Wilayah kerja migas yang dikelola Energi Mega Persada.
Sumber :
  • EMP.id

VIVA Bisnis – PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mencatat kinerja penjualan sebesar US$344 juta hingga kuartal III-2022. Di mana itu meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$295 juta.

Direktur dan CFO Edoardus Ardianto mengatakan, laba usaha juga tercatat sebesar US$131 juta, dan laba bersih sebesar US$44 juta.

Edoardus menuturkan, kinerja tersebut merefleksikan peningkatan penjualan sebesar 17 persen, peningkatan laba usaha sebesar 20 persen, dan peningkatan laba bersih sebesar 138 persen dari tahun sebelumnya.

Proyek Energi Mega Persada.

Photo :
  • energi-mp.com

”Kami mencatatkan kenaikan penjualan dan laba bersih yang signifikan dari periode yang sama di tahun lalu. Hal ini disebabkan karena peningkatan produksi dan harga jual minyak dan gas kami," kata Edoardus dalam keterangannya, Selasa, 1 November 2022.

Sementara itu, Direktur Utama dan Chief Executive Officer EMP Syailendra Bakrie mengatakan bahwa, positifnya kinerja perusahaan bentuk komitmen untuk menambah nilai kepada pemegang saham.

CEO dan Dirut PT Energi Mega Persada Tbk, Syailendra Bakrie

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

 ”Kami berkomitmen untuk menambah nilai bagi para pemegang saham kami. Kami berencana untuk memproduksikan aset-aset migas yang baru kami akuisisi dalam jangka waktu pendek dan menengah ke depannya," ungkapnya.

Saham Toyota hingga Mitsubishi Kinclong Usai Trump Pangkas Tarif Impor Jepang Jadi 15 Persen

Selain itu lanjutnya, juga akan terus dilakukan pengembangan bisnis perusahaan melalui peningkatan produksi dari aset-aset yang sudah ada.

"Dan melalui akuisisi atas aset-aset baru di masa mendatang," imbuhnya.

IHSG Sesi I Rebound 56 Poin, Saham ADMR hingga ASII Masuk Top Gainers
Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK)

Sri Mulyani Sebut Kesepakatan Tarif Dagang RI-AS Dongkrak Kinerja Sektoral di Tanah Air

Keberhasilan RI menurunkan tarif resiprokal AS menjadi 19 persen, diyakini akan mendorong kinerja sektor padat karya seperti industri tekstil, alas kaki, dan furnitur.

img_title
VIVA.co.id
28 Juli 2025