Transisi Energi Tak Boleh Bebani APBN, Bahlil Soroti Biaya Produksi dan Harga Jual EBT
- [Mohammad Yudha Prasetya]
Jakarta, VIVA – Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia mengatakan, langkah dan upaya transisi energi dari energi fosil ke energi hijau atau energi baru terbarukan (EBT), harus dilakukan dengan berbagai penyesuaian yang didasarkan pada kondisi keuangan negara.
Menurutnya, transisi energi memang tidak bisa langsung diterapkan sepenuhnya, dan harus dilakukan secara bertahap karena membutuhkan dana yang besar dan teknologi yang kompeten.
"Jadi memang upaya (transisi energi) itu harus kita sesuaikan dengan kondisi keuangan negara," kata Bahlil di acara Energi Mineral Festival 2025 di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu, 30 Juli 2025.
(foto ilustrasi proyek EBT) Dedieselisasi PLT Hybrid Nusa Penida PLTS 3,5 MW dan BESS 3 MWh yang dikelola oleh PLN IP UBP Bali mendukung 31 persen kelistrikan di Pulau Nusa Penida saat beban puncak.
- Dok. PLN IP
Bahlil mengakui, biaya produksi EBT saat ini memang masih relatif mahal. Sehingga pemerintah pun dipastikan juga akan berupaya memberikan harga yang terjangkau secara keekonomian bagi masyarakat.
"Karena kita kan juga butuh teknologi yang baik, tapi dengan harga yang terjangkau agar tidak menjadi beban bagi masyarakat dan bagi pemerintah," ujar Bahlil.
Meski demikian, Bahlil menegaskan bahwa pemerintah masih akan terus berupaya mengoptimalkan potensi EBT di Tanah Air, guna mendukung tujuan ketahanan energi nasional.
Menurutnya, di tengah berbagai dinamika global yang cukup kompleks saat ini, konflik geopolitik di sejumlah kawasan telah menyebabkan setiap negara beralih menjadi mementingkan kebutuhan domestiknya sendiri.
[Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, dalam konferensi pers di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin, 26 Mei 2025
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Hal itu harus dihadapkan pada komitmen yang sama dari banyak negara di dunia, untuk mewujudkan Net-Zero Emission (NZE) atau emisi nol bersih sesuai target nasionalnya masing-masing.
Sementara untuk Indonesia sendiri, tujuan pencapaian kemandirian energi juga menjadi salah satu target pemerintah Prabowo Subianto, dimana salah satu upayanya melalui pemanfaatan potensi EBT baik itu dari energi angin, panas bumi, surya, hingga nuklir.
"Karena kita sudah sepakat akan menurunkan Net-Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat, dengan melakukan transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan," ujarnya.