Bertemu Menkeu G20, Sri Mulyani Ungkap Pandangannya soal Kondisi Ekonomi Dunia

Menkeu Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • Anisa Aulia/VIVA.

VIVA Bisnis – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, kondisi perekonomian dunia pada 2023 akan jauh melemah dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk itu, perekonomian hingga akhir 2023 masih perlu untuk diwaspadai.

Prabowo Arahkan APBN 2026 Fokus ke MBG, Kopdes Merah Putih hingga Sekolah Rakyat

Hal tersebut disampaikan Sri Mulyani usai melakukan pertemuan dengan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral di G20 pada IMF-World Bank Spring Meetings 2023 di Washington D.C, Amerika Serikat.

"Perekonomian dunia di tahun ini diperkirakan akan jauh melemah dan juga inflasi masih menjadi tantangan di berbagai negara. Dan ini kemudian menyebabkan kebijakan moneter yaitu keunikan suku bunga dan juga pengetatan likuiditas ini akan mengancam pertumbuhan ekonomi," ujar Sri Mulyani dalam Instagramnya @smindrawati Kamis, 13 April 2023.

Dicecar DPR Soal Anggaran Pendidikan Tak Sampai 20%, Sri Mulyani Beberkan Penyebabnya

Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Photo :
  • youtube Sekretariat Presiden

Bendahara negara ini mengatakan, para menteri keuangan dan gubernur bank sentral juga membahas mengenai stabilitas sistem keuangan. Pembahas tersebut yakni terhadap pengaruh kondisi ekonomi hingga kebijakan kenaikan suku bunga di berbagai negara. Dia mengajak semuanya untuk waspada.

Kelakar Prabowo Sebut Sri Mulyani Makin Stres Ada Kopdeskel Merah Putih: Ibu Dicintai Seluruh Indonesia

"Jadi kondisi perekonomian dunia memang perlu untuk diwaspadai sampai dengan akhir tahun. Diharapkan tahun depan akan menjadi lebih baik," jelasnya.

Selain itu kata Sri Mulyani, juga dibahas mengenai ketahanan pangan dan ketahanan energi. Serta dibahas mengenai peningkatan kerja sama tingkat global untuk membantu berbagai negara yang mengalami dampak dari krisis dunia.

"Forum ini juga menjadi pengingat yang baik bagaimana kerja sama yang baik di tingkat global sangatlah diperlukan. Karena krisis yang sedang dialami tidak hanya dialami oleh satu-dua negara, melainkan seluruh dunia," tutupnya.

Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, saat ditemui di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa, 8 Juli 2025

Defisit APBN 2025 Membengkak 2,78% Jadi Rp 662 Triliun, Kemenkeu Buka Suara

Febrio menegaskan, upaya mempercepat belanja masih harus dikebut pemerintah, utamanya belanja pada percepatan program-program prioritas Presiden Prabowo.

img_title
VIVA.co.id
24 Juli 2025