Tekan Angka Pengangguran, Sri Mulyani Ungkap Strategi Pemerintah
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Jakarta, VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah telah melakukan sejumlah strategi untuk menekan angka pengangguran di Tanah Air. Salah satunya melalui upaya mendongkrak kualitas tenaga kerja, melalui penguatan program penyelarasan antara sektor pendidikan dan dunia usaha (link & match).
Hal itu diutarakan Menkeu saat memberikan Tanggapan Pemerintah terhadap Pandangan Fraksi DPR RI atas RUU P2 APBN TA 2024, dalam Rapat Paripurna DPR yang digelar hari ini.
Menkeu menekankan, data Badan Pusat Statistik (BPS) soal jumlah pengangguran sebanyak 7,28 juta orang per Februari 2025 mencatat, sekitar 1,01 juta orang diantaranya merupakan lulusan perguruan tinggi.
Karenanya, strategi menekan angka pengangguran itu menjadi sangat penting, seperti melalui program link & match yang terus dipacu pemerintah tersebut.
"Untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja sekaligus menghubungkan sektor pendidikan dengan dunia usaha, memperkuat sistem informasi pasar kerja, dan memperkuat program peningkatan kompetensi angkatan kerja," kata Sri Mulyani, Selasa, 15 Juli 2025.
Ilustrasi pengangguran
- Freepik
Strategi lainnya yakni penguatan sektor pengolahan manufaktur dan pertanian, yang selama ini telah memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja. Di sisi lain, lanjut Sri Mulyani, pemerintah juga turut berkomitmen untuk mengakselerasi investasi, utamanya pada industri strategis bernilai tambah tinggi.
Misalnya seperti industri baterai kendaraan listrik, electric vehicle (EV), kabel tembaga, aluminium, pusat data (data center), serta industri lainnya yang turut menunjang sektor energi dan ketahanan pangan nasional.
Target-target itulah yang diakui Sri Mulyani membuat pemerintah terus berupaya melakukan penguatan pada sejumlah sektor industri, sekaligus menyelaraskannya dengan upaya peningkatan kualitas tenaga kerja di Tanah Air.
Ilustrasi pengangguran.
- Pixabay/ intelligentnetware
Terlebih, lanjut Menkeu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) juga sempat turun 4,91 persen, atau setara 7,47 juta orang pada Agustus 2024. Hal itu menurutnya menjadi bukti bahwa kebijakan fiskal yang dirancang secara efektif, selektif, dan hati-hati, akan mampu menjaga stabilitas ekonomi nasional.
"Ini menggambarkan bahwa apabila APBN digunakan secara efektif, selektif, dan hati-hati, kita akan terus mampu menjaga Indonesia dan terutama menjaga kelompok masyarakat yang paling rentan,” ujarnya.