Profil Blok Wabu, Gunung Emas dengan Potensi Ratusan Triliun dalam Konflik Luhut vs Haris-Fatia
- Yonif PR 305/Tengkorak, Kostrad, TNI
Blok tambang yang sebelumnya merupakan wilayah tambang PTFI itu akhirnya dilepas, karena Freeport Indonesia mengaku ingin fokus menggarap tambang Grasberg, Papua. Sehingga, terbitlah Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), dan disepakati bahwa Blok Wabu dikembalikan ke negara yakni Kementerian ESDM pada tahun 2018 silam.
Di sisi lain, holding perusahaan tambang Mining and Industry Indonesia (MIND ID) juga menyampaikan, tambang terbuka Blok Wabu memiliki potensi emas yang diperkirakan mencapai 8,1 juta ounces. Berdasarkan hasil penghitungan sumber daya pada tahun 1999, untuk kategori measured, indicated, dan inferred, terdapat sekitar 117,26 juta ton dengan average 2,16 gram per ton emas.
Hal lainnya adalah bahwa Pemerintah Papua sendiri sebelumnya juga sempat merekomendasikan agar Blok Wabu dikelola oleh MIND ID, supaya para perusahaan daerah dapat berpartisipasi dalam pengelolaan blok tambang eks Freeport Indonesia itu. Mereka mengaku tidak ingin menunggu hingga puluhan tahun lagi untuk bisa terlibat dalam proyek tambang di daerahnya sendiri, yakni di Blok Wabu, seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
Karena itu, dengan adanya potensi dan dukungan dari Pemerintah Papua itu, MIND ID dan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pun sudah menyatakan minatnya dan mengaku siap untuk mengelola Blok Wabu tersebut. Terlebih, Antam sebagai anak perusahaan MIND ID pun telah menyatakan komitmennya, untuk menggandeng badan usaha milik daerah (BUMD) apabila mereka dipercaya untuk pengelola Blok Wabu.
Bantahan Lengkap Luhut soal Tudingan Tersebut di Persidangan
Haris
- 1487008
Sebelumnya, Luhut menyampaikan bantahan saat bersaksi untuk kedua terdakwa di Pengadilan Negeri Jakarta, Kamis, 8 Juni 2023. Luhut berkali-kali menegaskan sudah mundur dari Toba Sejahtra dan tidak mengurusi bisnis perusahaan sejak tahun 2015, persisnya semenjak menjadi menteri di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Sejak di pemerintahan, saya mengundurkan diri dari semua kegiatan perusahaan dan saya serahkan sepenuhnya kepada CEO-nya," tegas Luhut di persidangan. Namun demikian, ia menegaskan masih memiliki kendali atas perusahaan tersebut karena kepemilikan mayoritas saham.Â
Selanjutnya, manajemen di Toba Sejahtra dipimpin seorang CEO bernama Nana Naiborhu. Ia menegaskan telah mempercayakan semua urusan perusahaan tersebut kepada Nana dan tak ikut campur lagi soal PT Toba Sejahtra karena fokus di pemerintahan.