Ketua MPR: Indonesia Tidak Boleh Jadi Negara Gagal dan Alami Kebangkrutan

Ketua MPR Bambang Soesatyo di Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD
Sumber :
  • Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden

Jakarta – Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo menyatakan, Indonesia tidak boleh menjadi negara yang gagal dan mengalami kebangkrutan. Hal itu sebagaimana dialami negara yang saat ini masuk sebagai pasien International Monetary Fund (IMF).

BRICS Buat Bank Baru Tandingi World Bank dan IMF

Bamsoet, begitu sapaan akrabnya, mengatakan, Indonesia merupakan negara besar yang harus terus melangkah ke depan dengan meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan.

"Kita tidak boleh menjadi negara gagal dan mengalami kebangkrutan, sebagaimana dialami beberapa negara yang saat ini menjadi pasien IMF," ujar Bamsoet pada Sidang Tahunan MPR RI dan Pidato Presiden RI Rabu, 16 Agustus 2023.

KPK Sedang Usut Dugaan Korupsi di MPR RI, Kasus Apa?

Pun, dia menegaskan, Indonesia tidak boleh terancam oleh krisis perekonomian, khususnya krisis keuangan. Sebab, beberapa negara diketahui tengah mengalami hal tersebut, yang diakibatkan oleh ketidakpastian global yang masih tinggi.

Sumber Daya Alam RI Belum Dinikmati Warga

Sri Mulyani Bertemu Pejabat IMF, Bahas Gejolak Perekonomian Global

Bamsoet juga menyoroti soal sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia. Menurutnya, masih banyak warga negara RI yang belum menikmati kekayaan itu.

"Bangsa Indonesia adalah pemilik berbagai sumber daya alam (SDA) terbesar dunia seperti nikel, batubara, ada warga negara yang belum sepenuhnya menikmati kekayaan alam tersebut," jelas dia.

Dia juga berterima kasih kepada Pemerintah yang telah bekerja keras dalam mengurangi angka kemiskinan. "Upaya ini perlu terus menerus ditingkatkan dengan memastikan penguasaan negara atas kekayaan alam, dan mendorong pembangunan di daerah demi sebesar-besar kemakmuran rakyat," terangnya.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati

Sri Mulyani Beberkan Tren Pelemahan Ekonomi Mulai Terjadi Imbas Kebijakan Tarif Trump

Kebijakan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, telah memicu berbagai sentimen negatif di pasar keuangan hingga perekonomian skala global.

img_title
VIVA.co.id
9 Juli 2025