Sleman Rilis Prangko Seri Buk Renteng, Pos IDN Pasarkan ke Seluruh Dunia
- Dokumentasi Pupuk Indonesia.
Dengan adanya buku Pesona Wisata Bumi Sembada dan prangko seri penanda kota, menurutnya, masyarakat mendapatkan perspektif tentang pentingnya menciptakan jejak dokumentasi yang terus tak lekang untuk dikenang.
“Buku dan prangko ini merupakan media yang tepat karena keduanya menjadi media publikasi, juga menjadi benda yang dapat dikumpulkan menjadi koleksi," lanjutnya.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria.
- VIVA/Agus Setiawan
Pada rangkaian ulang tahun Kabupaten Sleman ini, Kustini juga mengungkapkan betapa penting kehadiran Prangko Seri Penanda Kota: Buk Renteng. Menurutnya, prangko ini dapat menjadi sarana untuk mempromosikan dan memperkenalkan Buk Renteng sebagai bangunan cagar budaya yang memiliki peran penting sebagai lumbung pangan. Bukan hanya skala nasional, tetapi hingga internasional.
"Saya berharap peluncuran prangko penanda kota: Buk Renteng ini menjadi suatu upaya untuk lebih memperkenalkan Buk Renteng pada tatanan yang lebih luas," tutur Kustini.
Peluncuran Prangko Seri Penanda Kota: Buk Renteng ini juga disambut baik Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Nezar Patria. Ia menilai banyak makna dan fakta yang tersimpan dengan adanya prangko ini. Salah satunya, menjadi bukti bahwa prangko masih banyak diminati masyarakat. Hal itu bisa terjadi karena prangko dianggap memiliki makna historis.
"Pertama, prangko ternyata masih dicari, disimpan, didiskusikan, dan diperlukan. Luar biasa menurut saya. Apalagi, pada abad 21, kita sudah memasuki era digital. Bahkan, saat ini sudah ada prangko digital. Tetapi, sejauh ini, prangko masih dikoleksi dan memiliki makna historis," kata Nezar.
Menurut Nezar, Buk Renteng ini merupakan salah satu peninggalan sejarah di Indonesia yang tak terlupakan. Bahkan, dia sendiri mengaku sangat terkesan dengan Buk Renteng tersebut.
"Peninggalan sejarah ini, saya kira kita bisa mempelajari cukup banyak di sana. Terutama soal teknologi pengairan dari Belanda. Itu sudah dibangun dari 1800-an akhir. Karena kalau tidak salah selokan Van Der Wijck (Buk Renteng) sudah dibangun sekitar 1890-an," ujar Nezar.
Selokan yang menghubungkan wilayah Sleman Yogyakarta dan Magelang Jawa Tengah yang airnya memanfaatkan aliran Sungai Progo itu, telah dibangun pada tahun 1909 pada era Hindia Belanda.