Ekonom Perkirakan BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di 6,25 Persen

Gedung Bank Indonesia
Sumber :
  • Dok. VIVA.co.id

Jakarta, VIVA – Ekonom memproyeksikan, Bank Indonesia (BI) akan menahan suku bunga kebijakannya atau BI Rate pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Agustus 2024. Saat ini suku bunga BI ada di level 6,25 persen, sejak kenaikan terakhir di April 2024.

Hadapi Ketidakpastian Global, Bank Sentral BRICS Perkuat Koordinasi Kebijakan

Ekonom Makro Ekonomi dan Pasar Keuangan di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI, Teuku Riefky menilai pemotongan suku bunga acuan BI perlu sejalan dengan momentum pemotongan suku bunga the Fed. Hal ini untuk menjaga perbedaan tingkat suku bunga. 

"Sehingga, BI perlu menahan suku bunga acuannya di 6,25 persen pada Rapat Dewan Gubernur BI Agustus ini," ujar Riefky dalam laporannya Rabu, 21 Agustus 2024.

RI Punya Modal yang Cukup Genjot Ekonomi, Komisi XI Ungkap Kunci Capai Target Pertumbuhan

ilustrasi suku bunga

Photo :
  • Adri Prastowo

Riefky menjelaskan, Indonesia saat ini berada di posisi yang cukup baik dari aspek nilai tukar. Ini karena masuknya arus modal asing dalam beberapa minggu belakangan, yang memicu apresiasi rupiah dan mengurangi tekanan eksternal. 

Rencana IPO COIN Jadi Sorotan, Ini Alasannya

"Di sisi lain, inflasi domestik mencapai titik terendahnya dalam 30 bulan terakhir dan secara bulanan mencatatkan deflasi selama tiga bulan berturut-turut, mengindikasikan adanya potensi penurunan daya beli masyarakat," jelasnya. 

Menurutnya, perkembangan tingkat inflasi juga memberi sinyal bahwa adanya potensi kebutuhan untuk penurunan suku bunga untuk memacu tumbuhnya permintaan agregat. Meski demikian, dia mengingatkan akibat bila BI terlalu dini memangkas suku bunga kebijakannya.

"Pemotongan suku bunga acuan yang terlalu dini berisiko mendorong arus modal keluar sehingga meningkatkan volatilitas dan memicu depresiasi rupiah," kata Riefky.

Ilustrasi Obligasi

Analis Sebut Penguatan IHSG Didominasi Sentimen Spekulatif: Tahun Ini Milik Obligasi

Analis Mirae menyebut penguatan IHSG masih spekulatif dan tak ditopang fundamental kuat. Tahun 2025 diprediksi jadi momen bersinar bagi pasar obligasi jangka panjang.

img_title
VIVA.co.id
15 Juli 2025