Biomassa Bisa Akselerasi Transisi Energi Bersih, Begini Caranya

Ilustrasi taman hutan
Sumber :
  • VIVA/Endah Lismartini

Jakarta, VIVA – Reforestasi dalam menyediakan bahan baku untuk co-firing dinilai sebagai langkah signifikan dalam menjaga lingkungan dan mendukung transisi energi menuju net zero emission.

Peneliti Alpha Research Database, Ferdy Hasiman, menekankan, dengan menanam kembali pohon-pohon di lahan kritis, kita tidak hanya memproduksi sumber energi terbarukan, tetapi juga mengembalikan fungsi ekosistem yang hilang.

“Hal ini menunjukkan bahwa reforestasi tidak hanya berkontribusi pada pasokan biomassa, tetapi juga memperbaiki kondisi lingkungan yang telah terdegradasi,” kata Ferdy dikutip dari keterangannya, Rabu, 10 Oktober 2024.

Sebagai informasi, co-firing adalah teknik pembakaran bersama dua jenis bahan bakar, biasanya biomassa dan batu bara, di dalam pembangkit listrik. Dengan menggunakan biomassa, penggunaan batu bara dapat dikurangi dan emisi karbon pun menurun, sehingga pembangkit listrik menjadi lebih ramah lingkungan.

Ilustrasi PLTU

Photo :
  • Harry Siswoyo/VIVAnews.

Dia menjelaskan, melalui reforestasi, lahan yang sebelumnya kritis dapat ditanami pohon indigofera, jenis tanaman yang mampu menyimpan air, sehingga tanah menjadi subur. Ranting pohonnya kemudian diolah oleh masyarakat menjadi biomassa, yang selanjutnya dibeli oleh PLN sebagai bahan campuran batu bara di PLTU melalui proses yang disebut co-firing.

“Dengan cara tersebut, penggunaan batu bara di PLTU berkurang, sehingga emisi karbon juga menurun. Selain itu, lahan kritis yang diolah menjadi hijau kembali, serta ekonomi masyarakat terdorong karena mereka terlibat dalam seluruh proses pengembangan biomassa tersebut,” tambah Ferdy.

Ferdy menjelaskan bahwa penggunaan biomassa dianggap karbon-netral. Meskipun pembakaran biomassa menghasilkan emisi karbon, proses pertumbuhan kembali tanaman di area reforestasi akan menyerap karbon dari atmosfer, sehingga tidak menambah emisi baru.

Badan Aspirasi DPR Segera Tinjau Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo

Sabut kelapa dijadikan bahan bakar biomassa.

Photo :
  • Dok. Dewacoco

“Pohon yang ditanam dalam program reforestasi bisa menghasilkan kayu, sisa tanaman, atau bahan organik lain yang kemudian diolah menjadi pelet biomassa,” jelasnya.

Dikira Hewan Buruan, Suku Anak Dalam Jambi Ditembak Rekannya Sendiri di Hutan

Ferdy menambahkan, biomassa memiliki potensi besar untuk digunakan dalam pembangkit listrik, yang pada gilirannya akan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
 
“Dengan menggunakan biomassa, PLTU dapat beroperasi dengan lebih ramah lingkungan, membantu menurunkan emisi yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil,” katanya.

Genjot Transisi Industri Hijau, SIG Dongkrak Kapasitas PLTS 6 Kali Lipat
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, di acara Energi Mineral Festival 2025

Transisi Energi Tak Boleh Bebani APBN, Bahlil Soroti Biaya Produksi dan Harga Jual EBT

Transisi energi tidak bisa langsung diterapkan sepenuhnya, dan harus dilakukan bertahap karena membutuhkan dana yang besar dan teknologi yang kompeten.

img_title
VIVA.co.id
31 Juli 2025