Jurus Dirut Garuda Indonesia Selamatkan Maskapai dari Kebangkrutan

Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra
Sumber :
  • VIVA.co.id/Sherly (Tangerang)

Jakarta, VIVA – Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra terbilang berhasil mengeluarkan maskapai pelat merah ini dari kebangkrutan. Pada tahun 2020, Garuda membukukan rugi bersih sebesar US$ 2,44 miliar. Kemudian, rugi itu membengkak jadi US$ 4,15 miliar pada 2021.

Garuda Indonesia Siapkan 6.800 Seat Tambahan untuk Grand Prix Mandalika

Kinerja perusahaan yang memburuk ini tak lepas karena pandemi COVID-19 yang membatasi pergerakan orang. Namun, di tahun 2022 kinerja Garuda Indonesia berbalik positif dengan membukukan laba bersih US$3,73 miliar. Lalu, pada tahun 2023 mencatatkan laba bersih US$ 250,04 juta. 

"Capaian kinerja finansial ini turut ditopang oleh capaian kinerja operasi yang solid yakni dengan diperolehnya predikat maskapai penerbangan paling tepat waktu di dunia dari tahun 2020-2023 lalu," ujarnya dikutip dalam keterangan tertulis, Jumat, 18 Oktober 2024. 

Garuda Indonesia Bakal Rombak Pengurus, RUPSLB Digelar 15 Oktober

Pesawat Garuda Indonesia

Photo :
  • Dok. Garuda Indonesia

Di sisi lain, Garuda Indonesia juga turut memperkuat kepercayaan publik dengan meraih penghargaan menjadi satu-satunya korporasi di bidang transportasi udara asal Indonesia yang meraih predikat “Perusahaan Paling Tepercaya di Dunia” versi Newsweek, media terkemuka di Amerika Serikat.

OJK Tangkap Buronan Eks Dirut Investree

Di bawah kepemimpinan Irfan, Garuda Indonesia terus berupaya menerapkan prinsip tata kelola yang baik/good corporate governance (GCG). 

Langkah ini diimplementasikan melalui pemutakhiran pedoman etika bisnis dan etika kerja, program pengendalian gratifikasi, sistem manajemen anti penyuapan, hingga pengukuran atas penerapan tata kelola yang baik. Yang teranyar, Perusahaan ini meraih penilaian sangat baik atas kinerja akuntabilitas Perusahaan dari BPKP.

Melalui kepemimpinannya, Garuda Indonesia turut melakukan sejumlah terobosan baru di bidang sustainability di antaranya menjadi maskapai pertama di Indonesia yang mendorong penggunaan Sustainable Aviation Fuel (SAF) melalui uji coba penggunaan bahan bakar bioavtur J2.4 yang berbasis minyak inti kelapa sawit pada penerbangan komersialnya. 

Di sisi lain, Garuda Indonesia juga menguatkan komitmennya di bidang sustainability dengan menjadi maskapai Indonesia pertama yang menjajaki transaksi sertifikat penurunan emisi di bursa karbon IDX. Lebih lanjut, Irfan juga menjadi salah satu pegiat utama dalam aktivitas promosional produk dalam negeri, melalui pengembangan ekosistem promosional di industri penerbangan, khususnya di Garuda Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya