Pertumbuhan KPR Melambat, Pertanda Pasar Properti Lesu?

Ilustrasi KPR
Sumber :
  • Rumahku.com

Jakarta, VIVA – Pasar properti di Indonesia masih menjadi perhatian banyak orang, terutama bagi mereka yang berencana membeli rumah dalam waktu dekat. Sebab, seiring berjalannya waktu, harga properti terus mengalami kenaikan.

Sertifikat Rumah Keluarga Adjie Massaid Berpindah Tangan, Kuasa Hukum Sebut Ada Dugaan Tipu Daya

Namun, data terbaru menunjukkan bahwa laju kenaikan harga properti mulai melambat di akhir 2024. Hal tersebut berdasarkan Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia.

Dalam survei tersebut, dikutip Jumat, 14 Februari 2025, data terkait tren Kredit Pemilikan Rumah (KPR) juga mengalami perlambatan, yang bisa menjadi indikasi bahwa daya beli masyarakat terhadap properti menurun. Apakah ini pertanda bahwa sektor properti sedang melemah?

Haji Isam Bantah Ada Bungker di Rumahnya: Hanya Ada Ruangan Kosong Simpan Barang Berharga

Berdasarkan data survei, total nilai KPR secara tahunan (year-on-year/yoy) pada triwulan IV 2024 hanya tumbuh 9,67%. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 10,37% (yoy). 

Perlambatan ini menandakan bahwa masyarakat lebih berhati-hati dalam mengajukan KPR, yang bisa berdampak pada penjualan rumah secara keseluruhan. Meski secara tahunan melambat, pertumbuhan KPR secara triwulanan (quarter-to-quarter/qtq) justru meningkat menjadi 2,04% pada triwulan IV, dibandingkan 1,70% pada triwulan sebelumnya. 

BTN Catat Bale Properti Sudah Proses 12,3 Ribu Pengajuan KPR Digital

Ilustrasi KPR

Photo :
  • Istimewa

Artinya, meskipun ada perlambatan dalam skala tahunan, permintaan KPR tetap tumbuh dalam jangka pendek. Terkait tren ini, disinyalir disebabkan oleh beberapa faktor, seperti suku bunga KPR yang masih cukup tinggi, kenaikan harga bahan bangunan, serta kondisi ekonomi yang membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam membeli rumah. 

Selain itu, survei Bank Indonesia menunjukkan bahwa indeks harga properti residensial (IHPR) pada triwulan IV 2024 tumbuh 1,39% (yoy), lebih rendah dari triwulan III yang mencapai 1,46% (yoy). 

Perlambatan ini terutama terjadi pada rumah tipe kecil dan menengah. Harga rumah kecil hanya naik 1,84% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang mencapai 1,97% (yoy). Begitu pula dengan rumah tipe menengah yang tumbuh 1,31% (yoy), sedikit lebih rendah dari 1,33% (yoy). 

Sebaliknya, rumah tipe besar justru mengalami kenaikan lebih tinggi dari 1,04% (yoy) menjadi 1,46% (yoy), menunjukkan bahwa permintaan terhadap rumah mewah masih cukup tinggi.

Dari sisi geografis, tren harga properti juga bervariasi di berbagai kota. Di 10 dari 18 kota yang disurvei, pertumbuhan harga rumah melambat, seperti di Pontianak dan Banjarmasin. Sebaliknya, kota seperti Surabaya, Balikpapan, dan Pekanbaru justru mengalami lonjakan harga.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya