Bursa Asia Terpuruk Usai Trump Umumkan Pungutan Tarif Impor Berlaku Mulai Maret

Kawasan wisata The Peak, Hong Kong.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Jakarta, VIVA - Bursa Asia-Pasifik terkoreksi cukup tajam pada pembukaan perdagangan Jumat, 28 Februari 2025. Koreksi imbas Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengonfirmasi pungutan tarif impor untuk Meksiko dan Kanada akan diberlakukan pekan depan.

Bursa Asia Kinclong Seiring Optimisme atas Penundaan Tarif Impor AS ke Eropa

Pada Kamis, 27 Februari 2025, Trump mengumumkan pungutan tarif sebesar 25 persen terhadap Kanada dan Meksiko mulai berlaku pada tanggal 4 Maret 2025. Di mana implementasi sempat mengalami penundaan karena adanya 'perlawanan pajak' dari negara-negara tersebut. 

Trump menuturkan, kedua negara tersebut belum cukup mengurangi aliran narkoba melintasi daerah perbatasan. Barang-barang dari China juga akan dikenakan pungutan tarif 10 persen mulai pekan depan. 

Bursa Asia Dibuka Beragam, Tarif Impor Trump Terus Jadi Sentimen

Dikutip CNBC Internasional, indeks S&P/ASX 200 Australia dibuka 0,86 persen lebih rendah. Indeks Hang Seng Hong Kong juga melemah dari level 23.718,29 menjadi 23.715. 

Trump Marah ke Menara ATC Terkait Tabrakan American Airlines vs Helikopter

Photo :
  • AFP Photo, Kennedy Center Cam
Kabar Trump Tunda Penerapan Tarif Dagang Baru Hembuskan Angin Segar, RI Harus Perkuat Industri Nasional

Indeks Nikkei 225 Jepang anjlok 0,9 persen pada jam pertama pembukaan pasar. Senasib, indeks Topix merosot 0,68 persen.

Indeks Kospi Korea Selatan amblas 1,54 persen. Disusul penurunan tajam dari indeks Kosdaq sebesar 1,69 persen. 

Pernyataan Trump juga menjadi sentimen negatif terhadap pasar domestik negara Paman Sam. Ketiga indeks utama ditutup terpuruk di zona merah. 

Indeks S&P 500 menyusut 1,59 persen ke area 5.861,57. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,45 persen atau 193,62 poin menjadi 43.239,50.

Nasdaq Composite melemah sebayak 2,78 persen dan ditutup di level 18.544,42. Koreksi dipicu penurunan saham Nvidia sebesar 8,5 persen sehingga menyeret indeks yang sarat teknologi ini lebih rendah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya