Komitmen Jalankan Operasional Unggul, Waskita Karya Susun Roadmap 2025

Waskita Karya
Sumber :
  • Ist

Jakarta, VIVA – BUMN Konstruksi, seperti PT Waskita Karya (Persero) Tbk, memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia melalui pembangunan infrastruktur. Berkat proyek-proyek yang dijalankan, berbagai fasilitas publik, seperti jalan tol, bandara, jembatan, dan bendungan, kini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas.

Ketua Komisi VI DPR RI, Anggia Erma Rini, menegaskan bahwa BUMN Konstruksi telah menjalani perjalanan panjang dalam membangun infrastruktur nasional. Menurutnya, kontribusi sektor ini sangat besar dalam meningkatkan konektivitas, menciptakan lapangan pekerjaan, serta mengurangi kesenjangan sosial.

"BUMN Karya (konstruksi) berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi, melalui konektivitas yang  terbangun. Peningkatan lapangan pekerjaan serta mengurangi kesenjangan sosial di masyarakat, ini  sudah kita rasakan," ujarnya saat membuka Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Jakarta, Rabu, 5 Maret 2025.

Maka agar bisa terus berkontribusi bagi pembangunan bangsa dan pertumbuhan ekonomi, Waskita telah  menyusun rencana kerja dan roadmap untuk tahun ini. Salah satunya dengan menempatkan restrukturisasi keuangan sebagai pilar utama.

Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, mengatakan, keberhasilan implementasi  pilar tersebut menjadi dasar untuk melanjutkan sejumlah pilar strategis lainnya ke depan. Ia menambahkan, persetujuan Master Agreement Restructuring (MRA) 2024 telah tercapai sesuai target.

Dirinya menyebutkan, dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2024-2029, Perseroan telah 
menetapkan beberapa pilar strategis lainnya, yaitu pengembangan usaha, peningkatan Sumber Daya 
Manusia (SDM), Governance Risk & Compliance (GRC), serta digitalisasi.

Melalui keempat pilar ini, diharapkan visi Waskita menjadi perusahaan terdepan dalam membangun ekosistem yang berkelanjutan  dapat tercapai.

Terkait pertumbuhan usaha, jelas Ermy, Perseroan fokus pada perolehan Nilai Kontrak Baru (NKB). Ia mengungkapkan dalam pelaksanaannya, Waskita membentuk Komite Manajemen Risiko, untuk menilai 
risiko dan kelayakan proyek, sebelum memutuskan untuk mengambil suatu proyek dan melakukan  tender.

Perseroan pun sudah melakukan sentralisasi keuangan. Maka, keuangan tidak lagi diatur oleh masing-masing divisi tapi terpusat, sehingga pengelolaannya menjadi lebih maksimal.

“Jadi pembayaran vendor langsung diatur oleh pusat," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis, 6 Maret 2026

Ermy menyebutkan, Waskita telah menyelesaikan utang vendor sebesar Rp7 triliun, sebanyak 38 persennya merupakan utang yang sudah lewat jatuh tempo atau past due. Dirinya mengatakan, capaian tersebut tidak lepas dari transformasi tata kelola keuangan dan aset yang  dilakukan Perseroan sepanjang dua tahun terakhir.

Pada 2024 lalu, perusahaan berhasil memberikan  kontribusi pajak signifikan kepada negara sebesar Rp2,9 triliun. Jumlah itu meningkat sekitar 107 persen  year on year (yoy) dibandingkan kontribusi pajak Waskita pada 2023 yang sebesar Rp1,4 triliun.

Dari aspek SDM, kata Ermy,  peningkatan kompetensi pegawai menjadi bagian dari strategi bisnis  yang dijalankan. Perseroan terus melaksanakan pemenuhan pelatihan dan sertifikasi guna menjawab tantangan pasar ke depan.

Menurutnya penguatan GRC pun terus dilakukan, salah satunya dengan memenuhi Roadmap  Perbaikan Manajemen Risiko di Perseroan. Peningkatan fungsi manajemen risiko ini telah dilakukan  melalui assesment Risk Maturity Index (RMI) serta memastikan fungsi legal berjalan.

"Sebagai bentuk komitmen terhadap tata kekola perusahaan, sambungnya, Perseroan juga membentuk 
beberapa komite di bawah direksi. Di antaranya Komite Manajemen Risiko, Komite Quality, Safety, Health 
& Environment (QSHE), Komite Operasi Konstruksi dan Petunjuk Teknis Komite Operasi Konstruksi,  Komite Pengadaan Non Proyek dan Komite Investasi," jelas dia.

Sinergi BUMN, Pertamina bersama PTPN III (Persero) Dorong Kawasan Ekonomi Hijau di Sei Mangkei

Waskita juga turut melakukan transformasi digital pada berbagai bidang. Pada bidang  operasional, Perseroan mengintegrasikan Core System ERP SAP S/4 HANA dengan Building Information  Modelling (BIM) dan perencanaan Last Planner System (LPS). Ia mengklaim Waskita menjadi satu-satunya perusahaan konstruksi yang menggabungkan ketiga sistem tersebut.

Ada pula beberapa inovasi digital lainnya, seperti penggunaan teknologi Artificial Intelligence (AI) WISENS (Waskita Intelligent Sensing System) pada beberapa pembangunan proyeknya, guna  meningkatkan efektivitas dan efisiensi pekerjaan. Dua di antaranya yaitu AI Pavement Crack Detection yang bertujuan membantu Waskita mendeteksi kerusakan jalan, sekaligus sebagai target tidak adanya  kegagalan dalam proses konstruksi atau zero defect.

DPR Minta Direksi Telkom Evaluasi Biaya Non Operasional Biar Makin Bagus

"Melalui penggunaan AI tersebut, penghitungan jumlah dan jenis kerusakan secara otomatis bisa  dilakukan lebih efisien, sehingga dapat mendukung inspeksi dan pengawasan aset jalan tol. Waktu  inspeksi yang dapat diefisiensi mencapai 40 persen lebih cepat," jelas Ermy.

Perseroan, lanjutnya, juga melakukan transformasi pada sisi penguatan Tata Kelola Teknologi Informasi  (TI). Waskita sudah melakukan sejumlah pengembangan sistem informasi, di antaranya pembuatan  Dashboard Management Terintegrasi dan beberapa perbaikan pada sistem keuangan Perseroan, guna  mendukung Internal Control Over Financial Reporting (IcoFR).

Jaga Kepercayaan Investor, PP Presisi Bayar Pokok dan Bunga Obligasi Senilai Rp107 Miliar

"Secara keseluruhan, ultimate goals transformasi Waskita yang dilakukan adalah terciptanya operational 
excellence secara berkesinambungan. Kami akan selalu berupaya untuk menyelesaikan proyek-proyek 
dengan mutu terbaik, tepat waktu, dan biaya yang efisien," tutur dia.

Ermy menyatakan saat ini Waskita telah mengefektifkan restrukturisasi atas tiga dari empat Obligasi  Nonpenjaminan dan restrukturisasi MRA. Seperti diketahui, pada tahun lalu Perseroan telah mendapat  persetujuan dari 21 kreditur perbankan terkait penyempurnaan atas MRA 2021 dengan nilai outstanding  sebesar Rp26,3 triliun.

Kemudian sudah disetujui pula Pokok Perubahan Perjanjian Kredit Modal Kerja  Penjaminan (KMKP) oleh lima kreditur perbankan sebesar Rp5,2 triliun.

"Dengan efektifnya restrukturisasi tersebut, Waskita dapat mengelola likuiditasnya untuk memenuhi 
kewajiban pembayaran bunga dan pokok. Baik atas utang perbankan, maupun obligasi selama 2024," 
jelas Ermy.

Ia menambahkan, kinerja Perseroan juga mulai terlihat membaik tahun lalu. Berdasarkan laporan  keuangan pada kuartal III 2024, Waskita mencatat kenaikan laba bruto sebesar 33,18 persen secara  tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp1,03 triliun. Sebelumnya, pada periode sama tahun lalu  sebesar Rp773,93 miliar.

Nilai Gross Profit Margin (GPM) perseroan pun naik menjadi 15,19 persen, setelah sebelumnya pada 
kuartal tiga tahun lalu sebesar 9,90 persen. EBITDA Waskita turut naik hingga 141 persen, dari Rp252 
miliar menjadi Rp609 miliar per September 2024.

"Sebagai BUMN Konstruksi yang memiliki pengalaman lebih dari 64 tahun, ke depannya Waskita akan 
terus menjaga stabilitas keuangan serta melakukan divestasi jalan tol. Kemudian, mengembalikan core 
business perusahaan sebagai perusahaan konstruksi yang berfokus pada sektor gedung, infrastruktur 
air, jalan, dan jembatan," kata Ermy.

Perlu diketahui, saat ini Waskita tengah mengerjakan 68 proyek berjalan dengan total nilai sebanyak 
Rp44,7 triliun. Sebanyak 61 persen di antaranya merupakan proyek konektivitas, lalu 21 persen sumber 
daya air, 17 persen gedung, dan dua persen Engineering, Procurement, and Construction (EPC).

Sementara proyek Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sedang dibangun Perseroan 
sekarang berjumlah 31, total nilai kontraknya mencapai Rp17,1 triliun. Proyek tersebut didominasi oleh 
sumber daya air dengan persentase hingga 58 persen, sedangkan 26 persen lainnya gedung, serta 16 
persen konektivitas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya