Rupiah Menguat Diawal Maret, BI Ungkap Penyebabnya
- ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/tom.
Jakarta, VIVA - Nilai tukar rupiah pada awal Maret ini mengalami penguatan terhadap dolar AS. Rupiah pada Kamis pagi dibuka menguat ke level Rp 16.271 per dolar AS.
Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, Triwahyono mengatakan menguatnya nilai tukar rupiah pada awal Maret karena fundamental Indonesia masih cukup baik.
Dia pun membandingkan kondisi Indonesia dengan negara-negara peers seperti India, Filipina, Turki, hingga Brasil.
"Nilai tukar kita itu yang paling menguat. Jadi, kita memang rangking satu. Jadi, artinya adalah memang secara fundamental kita bagus sehingga ya tinggal kondisinya aja kondusif atau tidak," kata Triwahyono dalam acara Taklimat Media di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 6 Maret 2025.
Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, Triwahyono
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Dia menjelaskan, faktor penguatan rupiah ini didorong oleh kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump ke Kanada, Meksiko dan China. “Senin kita sudah ekspektasi bahwa tarif dengan Kanada, Meksiko dan China akan benar-benar diimplementasikan di Maret," ujarnya.
"Tapi, tiba-tiba kemarin berubah lagi dia stop lagi dan sebagainya, inilah sesuatu yang akan kita hadapi setidaknya mungkin 4 tahun ke depan,” jelasnya.
Triwahyono mengatakan bahwa Bank Indonesia akan terus memantau pergerakan rupiah. Dia bilang pihaknya hanya melakukan intervensi pada saat-saat yang diperlukan seperti terjadi ketidakseimbangan di pasar.
“Jadi, hanya pada saat-saat itu saja, jadi kita tidak bisa mengatakan apakah tiap hari atau tidak. BI akan terus melakukan monitoring terhadap pergerakan nilai tukar dan memang akan melakukan intervensi ini memang jika itu diperlukan,” ujarnya.