Harga Bitcoin Anjlok Lagi Jelang Gelaran White House Crypto Summit, Ada Apa?
- The Cryptonomist
Jakarta, VIVA – Harga Bitcoin kembali mengalami tekanan menjelang pertemuan penting White House Crypto Summit yang akan digelar Jumat, 7 Maret 2025, waktu setempat. Para pelaku pasar, tampaknya berhati-hati menghadapi potensi perubahan kebijakan yang bisa berdampak besar terhadap industri kripto.Â
Sebelumnya, harga Bitcoin sempat mengalami kenaikan, tetapi kini justru mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya volatilitas di pasar.
Dalam 24 jam terakhir, harga Bitcoin terpantau berada di rentang USD88.020 hingga USD92.756 atau sekitar Rp1,43 miliar hingga Rp1,51 miliar. Melansir dari  Bitcoin News, saat ini volume perdagangan mencapai USD46,19 miliar atau sekitar Rp754,1 triliun.
Para investor, kini tengah menantikan arah pergerakan Bitcoin menjelang pertemuan yang disebut-sebut bakal menjadi momen krusial bagi regulasi kripto di Amerika Serikat.
Secara teknikal, Bitcoin sedang berada dalam fase koreksi setelah sempat menyentuh level tertinggi USD106.447 atau sekitar Rp1,74 miliar. Saat ini, level support utama berada di kisaran USD78.000 hingga USD82.000 atau sekitar Rp1,27 miliar–Rp1,34 miliar.Â
Sementara, resistance kuat ada di level USD92.000 hingga USD95.000 atau sekitar Rp1,50 miliar–Rp1,55 miliar. Jika harga Bitcoin mampu bertahan di atas USD88.000–USD89.000 atau sekitar Rp1,44 miliar–Rp1,45 miliar, maka ada peluang bagi Bitcoin untuk kembali menguat.Â
Namun, jika gagal menembus level resistance USD92.000 hingga USD95.000, maka Bitcoin bisa membuka peluang koreksi lebih lanjut.
Bitcoin dan aset kripto.
- Pioneering Minds
Di sisi lain, para analis melihat bahwa tekanan jual mulai menunjukkan tanda-tanda melemah. Volume penjualan yang tinggi saat harga turun kini beralih ke fase akumulasi, yang bisa menjadi indikasi bahwa investor mulai mengambil posisi beli di harga rendah.Â
Namun, jika Bitcoin gagal bertahan di atas level USD87.000 atau sekitar Rp1,42 miliar, maka tekanan jual bisa semakin besar dan membawa harga turun lebih dalam ke level USD78.000 atau sekitar Rp1,27 miliar.
Para trader dan investor disarankan untuk tetap waspada menjelang White House Crypto Summit, karena hasil dari pertemuan ini berpotensi mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin dalam beberapa hari ke depan.Â
Jika sentimen pasar membaik dan Bitcoin mampu menembus level USD92.000, maka target berikutnya ada di kisaran USD95.000–USD98.000 atau sekitar Rp1,55 miliar–Rp1,60 miliar. Namun, jika tekanan jual berlanjut, Bitcoin bisa kembali tertekan ke bawah USD87.000 dan membuka peluang pelemahan lebih lanjut ke level USD78.000.
Bagi investor jangka panjang, momen koreksi seperti ini bisa menjadi kesempatan untuk melakukan akumulasi aset, sementara trader jangka pendek perlu berhati-hati terhadap volatilitas yang meningkat.
Sebagaimana diketahui, White House Crypto Summit pada 7 Maret 2025, ini dipimpin oleh Presiden Donald Trump, dan akan membahas regulasi dan inovasi cryptocurrency di AS. Acara ini menghadirkan pemimpin industri dan pembuat kebijakan untuk merumuskan regulasi yang lebih jelas serta mendorong inovasi blockchain.