Akulaku Finance Indonesia Bidik Pembiayaan Baru Rp 9,1 Triliun pada 2025

Media Gathering dan Iftar PT Akulaku Finance Indonesia
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA – PT Akulaku Finance Indonesia menargetkan, pembiayaan baru naik sebesar 52 persen atau senilai Rp 9,1 triliun pada tahun 2025. Perusahaan pada tahun ini juga akan mengandalkan Buy Now Pay Later (BNPL) atau PayLater dalam menjalankan kegiatan usahanya.

DPR Pede Program 3 Juta Rumah Jadi Stimulus Properti hingga Ciptakan Lapangan Kerja

Presiden Direktur PT Akulaku Finance Indonesia, Perry Barman Slangor mengatakan perusahaan akan meningkatkan ekspansi layanan BNPL dengan tetap menjaga kualitas pertumbuhan aset. Kemudian diversifikasi sumber pendanaan juga akan menjadi fokus utama guna meningkatkan daya saing dan memastikan keberlanjutan pertumbuhan bisnis di industri pembiayaan digital.

"Dengan pendekatan ini, kami optimistis dapat menjaga kelangsungan ekspansi sesuai rencana serta memperkuat posisi kami sebagai salah satu pemain utama di industri pembiayaan digital," ujar Perry dalam acara Media Gathering dan Iftar di Shangri-La, Jakarta, Senin, 17 Maret 2025.

Ketidakpastian Hukum dalam Skema Buy Back Properti Disorot

Sementara itu, Direktur Keuangan Akulaku Finance, Aan Setiawandi mengatakan di sepanjang tahun 2024 penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp 6 triliun. Kemudian untuk rasio Non-Performing Financing (NPF) Net ada di level 1,1 persen.

"Pada tahun 2025, perusahaan menargetkan dapat membukukan Rp 9,1 triliun pembiayaan baru, atau tumbuh 52 persen dari tahun sebelumnya," ujar Aan.

Begini Cara Perusahaan Pembiayaan Membantu Menekan Polusi Udara

Aan menjelaskan, untuk mencapai target tersebut, perusahaan akan melakukan sejumlah strategi dengan meningkatkan ekspansi mitra, inovasi teknologi, mendiversifikasi sumber pendanaan, serta penguatan sinergi dengan ekosistem Akulaku Group baik dari sisi pendanaan maupun penawaran produk.

"Sejumlah strategi tersebut akan menjadi kunci dalam mempertahankan pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan," ujarnya.

Berdasarkan data OJK per Februari 2025, sektor BNPL Indonesia secara konsisten mencatat pertumbuhan yang tinggi secara tahunan. Per Januari 2025, baki debet kredit BNPL tumbuh 46,45 persen yoy menjadi Rp 22,57 triliun, dengan jumlah rekening mencapai 24,44 juta dibandingkan Desember 2024 yang sebesar 23,99 juta. 

Menteri Koperasi dan UKM, Maman Abdurachman, menegaskan bahwa program ini dirancang untuk memperkuat rantai pasok antara UMKM dan usaha besar yang selama ini dinilai belum terkoneksi secara optimal.

Menteri Maman Beberkan Manfaat Pembentukan Holding UMKM, Genjot Kinerja Pelaku Usaha

Pemerintah tengah mengakselerasi inisiatif strategis untuk memberdayakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui pembentukan Holding UMKM.

img_title
VIVA.co.id
28 Mei 2025