Potensi Zakat di Indonesia Meningkat Tapi Kemiskinan Masih Tinggi, Ini Kata Ahli

Ilustrasi zakat fitrah
Sumber :
  • envato.com by picturepartners

Jakarta, VIVA – Momen Ramadan selalu membawa dampak besar bagi perekonomian, mulai dari konsumsi masyarakat yang meningkat hingga geliat zakat, wakaf, dan filantropi Islam. Namun, di balik geliat tersebut, muncul paradoks yang masih perlu diselesaikan.

Strategi BPKH Kembangkan Ekosistem Keuangan Syariah RI

Hal ini diungkap dalam diskusi yang diadakan oleh Center for Sharia Economic Development (CSED) – INDEF, bertajuk Overview Ekonomi Ramadhan. Prof Nurul Hidayah, Kepala CSED, dalam pemaparannya menyoroti bahwa meskipun zakat dan wakaf di Indonesia terus meningkat, namun tingkat kemiskinan masih tinggi dengan gini ratio mencapai 0,979.

“Beberapa negara telah mengelola filantropi Islam secara lebih efektif, seperti Malaysia yang mewajibkan zakat dan mengurangi pajak, serta UEA yang memanfaatkan zakat untuk pendidikan dan kesehatan,” ujarnya, seperti dikutip dari siaran pers, Senin, 24 Maret 2025.

Ketua OJK Sebut Bakal Ada Dua Bank Syariah Punya Aset Jumbo

Padahal, kata dia, zakat fitrah dapat membantu menekan inflasi secara makro, dan zakat maal memiliki dampak produktif jangka panjang. Namun, potensi besar ini terhambat oleh rendahnya literasi keuangan syariah, manajemen zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf) yang masih tradisional, minim insentif fiskal bagi muzakki (pemberi zakat), serta belum maksimalnya pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan dana.

"Untuk mengatasi hal ini, transformasi digital melalui blockchain dan smart contracts diperlukan guna meningkatkan transparansi dan akuntabilitas. Integrasi filantropi dengan investasi serta pemberian insentif pajak bagi muzakki dan investor wakaf juga menjadi solusi strategis," tambah Prof Nurul.

Indef Sebut Penghapusan Outsourcing Beri Kepastian untuk Pegawai

Dalam rekomendasi kebijakan, CSED- INDEF menekankan pentingnya penguatan regulasi zakat dengan memperjelas status Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), optimalisasi pengumpulan zakat secara digital, dan penerapan NPWZ (Nomor Pokok Wajib Zakat). Transparansi dan akuntabilitas juga harus diperkuat melalui audit ketat dan sinergi antara zakat dan program sosial.

Ilustrasi zakat

Photo :
  • vstory

Selain itu, edukasi dan sosialisasi yang masif serta pengintegrasian zakat dalam kurikulum pendidikan menjadi langkah penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap ekonomi syariah.

Menariknya, industri keuangan syariah global terus tumbuh stabil. Total aset keuangan syariah global mencapai USD 4,5 triliun pada 2022, dengan proyeksi tumbuh hingga USD 7,53 triliun pada 2028.

Perbankan syariah mendominasi 72 persen dari total aset, sementara sukuk tumbuh signifikan sebesar 11 persen pada 2022. CSED- INDEF juga menyarankan pemanfaatan platform Danantara untuk menerbitkan instrumen investasi syariah seperti sukuk, yang dapat menarik investor internasional, terutama dari kawasan Timur Tengah.

Potensi pendanaan ekonomi syariah juga sangat besar, dengan proyeksi halal food mencapai USD 1,89 triliun pada 2027, modest fashion USD 318 miliar, serta media dan rekreasi USD 247 miliar.

Adanya berbagai potensi tersebut, pakar sepakat bahwa kolaborasi, kebijakan yang kuat, dan transformasi digital menjadi kunci untuk membawa ekonomi syariah Indonesia ke level global.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya