Dua Inovasi Baru Ini Bisa Tingkatkan Akurasi Penilaian Kredit Digital

Ilustrasi kredit
Sumber :
  • Dok: OK Bank

Jakarta, VIVA – Perkembangan industri keuangan digital di Indonesia terus mendorong lahirnya berbagai inovasi. Terbaru, dua solusi berbasis kecerdasan buatan (AI) diperkenalkan untuk memperbaiki sistem penilaian kredit dan memperkuat mitigasi risiko.

Tips Membeli Mobil Bekas di GIIAS 2025

Inovasi tersebut yakni Income Predictor dan Debtor Insight yang diluncurkan oleh Credit Bureau Indonesia (CBI). Dua inovasi ini hadir sebagai upaya meningkatkan kualitas penilaian kredit, memperluas akses pinjaman, serta mengurangi potensi penipuan di sektor pinjaman digital.

Keduanya dirancang agar lembaga keuangan dapat lebih mudah menjangkau konsumen yang minim akses ke layanan perbankan, termasuk mereka yang tidak memiliki riwayat kredit, dengan tetap mematuhi ketentuan regulator.

Incar Mobil Baru di GIIAS 2025? Simak Tips Kredit Aman dari ACC dan TAF

"Akses terhadap data kredit yang akurat dan dapat langsung diterapkan merupakan perubahan besar bagi industri keuangan Indonesia," kata Peter Sugiapranata, Chief of Sales CBI, seperti dikutip dari siaran pers, Rabu, 26 Maret 2025.

Survei Perbankan BI Ungkap Penyaluran Kredit Baru Naik Kuartal II-2025, Ini Penopangnya

Income Predictor, menggunakan analisis data untuk memperkirakan pendapatan calon peminjam secara lebih akurat. Model ini dapat memproyeksikan rentang pendapatan mulai dari Rp2,5 juta hingga lebih dari Rp10,5 juta.

Melalui prediksi ini, penyedia pinjaman dapat menyesuaikan jumlah pinjaman dan suku bunga berdasarkan kemampuan finansial debitur, mengurangi risiko kredit macet, serta membantu mendorong inklusi keuangan bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.

Sementara itu, Debtor Insight difokuskan pada verifikasi identitas secara instan untuk meminimalisasi penipuan dan pencurian identitas. Melalui fitur ini, lembaga keuangan dapat melakukan autentikasi identitas peminjam secara real-time dengan memverifikasi nama lengkap, Nomor Induk Kependudukan (NIK), dan alamat tempat tinggal terbaru.

Langkah tersebut diharapkan memperkuat penerapan kebijakan Know Your Customer (KYC) dan mengurangi potensi risiko sejak awal proses pengajuan pinjaman.

"Dengan Income Predictor dan Debtor Insight, kami membantu lembaga keuangan mengambil keputusan pinjaman yang lebih cerdas, tidak hanya dengan mengurangi risiko penipuan dan gagal bayar, tetapi juga dengan memperluas akses keuangan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab di seluruh Indonesia," tambah dia.

Peluncuran dua inovasi ini dilakukan dalam acara AFPI Power Breakfasting yang digelar bersama oleh Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) dan CBI pada 17 Maret 2025. Dalam diskusi yang berlangsung, pemimpin industri membahas bagaimana memanfaatkan teknologi untuk menjaga kepatuhan regulasi sekaligus menciptakan ekosistem kredit digital yang sehat.

Kehadiran Income Predictor dan Debtor Insight, juga menambah opsi bagi lembaga keuangan dalam upaya memperkuat tata kelola risiko dan meningkatkan akses pinjaman yang lebih aman di tengah pertumbuhan pinjaman daring di Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya