BI Genjot Sinergi dan Stimulus Fiskal Usai JCR Pertahankan Rating Kredit Indonesia di BBB+
- Pixabay/Stevepb
Jakarta, VIVA - Kepercayaan internasional terhadap ketahanan fundamental ekonomi Indonesia yang tetap kuat. Ini dibuktikan dengan keberhasilan mempertahankan peringkat utang atau Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada level dengan outlook stabil oleh Japan Credit Rating Agency, Ltd. (JCR) pada Senin, 22 September 2025.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyatakan bahwa penilaian dan outlook dari JCR mencerminkan keyakinan kuat pemangku kepentingan internasional terhadap terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia di tengah tantangan global.Â
“Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi dengan kebijakan stimulus fiskal dan sektor riil Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas perekonomian," ujar Perry dalam keterangan resmi pada Kamis, 25 September 2025.
Lembaga pemeringkatan asal Jepang melihat kondisi tersebut didukung konsumsi domestik dan kebijakan fiskal hati-hati. Selain itu, rasio utang publik yang terkendali meski basis penerimaan negara masih perlu diperluas.Â
Ilustrasi utang.
- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
JCR juga menilai cadangan devisa Indonesia tetap tinggi, mencapai US$150,7 miliar atau Rp 2.517 triliun (estimasi kurs Rp 16.702 per dolar AS) setara 6,3 bulan impor per akhir Agustus 2025. Tren positif investasi langsung yang menopang daya tahan ekonomi nasional turut menjadi sorotan.
Selanjutnya, JCR menilai kinerja perekonomian Indonesia tetap kuat. Pertumbuhan ekonomi domestik diperkirakan terjaga di kisaran 5 persen dan diproyeksikan tetap terjaga di kisaran serupa dalam jangka menengah, meskipun pada 2025 berpotensi melambat di bawah 5% akibat melemahnya permintaan eksternal dari penerapan tarif timbal balik Amerika Serikat (AS).
Kinerja ekonomi ditopang oleh konsumsi swasta, belanja pemerintah pasca pemilu, investasi infrastruktur, serta ekspor menjelang penerapan tarif. Dari sisi fiskal, kredibilitas kebijakan fiskal terjaga tercermin pada defisit fiskal yang terjaga di kisaran 2,3–2,5 persen PDB serta rasio utang pemerintah tetap di bawah 40 persen.
Dari sisi eksternal, JCR menilai defisit transaksi berjalan Indonesia diperkirakan masih akan meningkat secara bertahap pada 2025 seiring lemahnya permintaan eksternal akibat penerapan tarif resiprokal AS. Meski demikian, ketahanan eksternal Indonesia tetap terjaga, didukung tren positif investasi langsung serta cadangan devisa yang tetap tinggi.
JCR sebelumnya mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB+ dengan outlook stabil (dua tingkat di atas level terendah investment grade) pada 25 Maret 2024.