Tarif Trump Bisa Pengaruhi Permintaan dan Harga Batu Bara Global, PTBA Sudah Siapkan Mitigasi

Konferensi Pers PT Bukit Asam (Persero) Tbk
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA – Kondisi perekonomian dunia saat ini berada dalam ketidakpastian, yang salah satunya dipicu oleh perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. PT Bukit Asam (Persero) Tbk atau PTBA, mengaku khawatir kondisi perang dagang global ini akan mempengaruhi permintaan batu bara.

Volvo PHK 3.000 Karyawan, Industri Otomotif Global Terguncang Akibat Perang Dagang

Direktur Utama Bukit Asam Arsal Ismail mengatakan saat ini kondisi perekonomian sedang tidak baik-baik akibat perang dagang. Indonesia disebutnya juga akan terkena dampak dari kebijakan tersebut.

"Perang tarif dan balas membalas antara AS-China juga terjadi, Indonesia juga terkena dampaknya. Tapi pemerintah dengan cepat melakukan negosiasi juga melakukan berbagai terobosan sehingga dampaknya kepada kita sudah kita antisipasi," ujar Arsal dalam konferensi pers Senin, 14 April 2025.

Di Luar Proyeksi Pemerintah, Perang Dagang Buat Ekspor Batu Bara RI Anjlok

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) anggota Holding Industri Pertambangan MIND ID

Photo :
  • Dok. MIND ID

Arsal menjelaskan, ketidakpastian pasar batu bara saat ini masih terus berlanjut meski Presiden Donald Trump telah membawa AS keluar dari Paris Agreement.

Atasi Perang Dagang Global, Perusahaan Ini Justru Fokus Ekspor ke Negara Non-Tarif

"Namun, dengan adanya perang tarif, ketidakpastian itu masih terjadi, terutama di China dan India yang menjadi tujuan ekspor utama batu bara kita. Kami khawatir kalau kondisi ini terjadi terus-menerus, ini akan mempengaruhi permintaan batu bara," jelasnya.

Kendati demikian, Arsal mengatakan bahwa PTBA telah menyiapkan langkah mitigasi agar perang dagang tidak berdampak signifikan pada harga batu bara.

"Kami dari PTBA juga melakukan due diligence supaya kami bisa tetap masuk. China dari utara sampai selatan membawanya kan ongkos angkutnya juga cukup tinggi. di sinilah peran kami apabila kondisi harga terus menurun," jelasnya.

[Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, dalam telekonferensi pers RDKB Mei 2025, Senin, 2 Juni 2025]

Tensi Perdagangan AS-China Mereda, Bos OJK Jamin Sektor Jasa Keuangan RI Tetap Terjaga

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar menegaskan, stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia masih tetap terjaga.

img_title
VIVA.co.id
2 Juni 2025