Rupiah Masih Terkendali, Gubernur BI Sebut Sudah Lakukan Intervensi

Pekerja menunjukkan uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Jakarta VIVA – Gubernur Bank Indonesia (BI) menyebut, nilai tukar rupiah masih terkendali dan menguat pada 22 April 2025 ke level Rp 16.855 per dolar AS. Meskipun, rupiah diakuinya sempat tertekan pada libur panjang Lebaran 2025.

KPK Panggil Periksa Petinggi BI terkait Skandal CSR Bank Indonesia

Perry mengatakan, nilai tukar rupiah pada 27 Maret 2025 tercatat sebesar Rp 16.560 per dolar AS atau menguat 0,12 persen (ptp) dibandingkan dengan level akhir Februari 2025. 

"Namun demikian, tekanan kuat terhadap nilai tukar rupiah terjadi di pasar off-shore (Non Deliverable Forward/NDF) pada saat libur panjang pasar domestik dalam rangka Idul FItri, akibat kebijakan tarif resiprokal AS," ujar Perry dalam konferensi pers, Rabu, 23 April 2025.

Rupiah Perkasa ke Level Rp 16.298 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS

Photo :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Pada 7 April, jelas Perry, BI melakukan intervensi di pasar off-shore NDF secara berkesinambungan di pasar Asia, Eropa, dan New York. Hal tersebut guna menstabilisasi nilai tukar rupiah dari tingginya tekanan global. 

Kredit Perbankan Loyo BI Buka-bukaan Gegara Permintaan Masyarakat Turun

"Respons kebijakan ini memberikan hasil positif, tecermin dari perkembangan rupiah yang terkendali dan menguat menjadi Rp 16.855 per dolar AS pada 22 April 2025, dibandingkan dengan level Rp16.865 per dolar AS pada hari pertama pembukaan pasar domestik pascalibur tanggal 8 April 2025," jelasnya.

Perry menilai, saat ini pergerakan rupiah masih sejalan dengan perkembangan mata uang regional dan berada dalam kisaran yang sesuai dengan fundamental ekonomi domestik dalam menjaga stabilitas perekonomian.

"Ke depan, nilai tukar rupiah diprakirakan stabil didukung komitmen Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik," imbuhnya.

Gedung Bank Indonesia (tampak depan)

BI Sebut Neraca Pembayaran Indonesia Defisit US$800 Juta pada Kuartal I-2025

Bank Indonesia (BI) mencatat, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mengalami defisit US$800 juta pada kuartal I-2025.

img_title
VIVA.co.id
22 Mei 2025