Bahlil Optimis Ekspor Batu Bara RI Tak Terganggu Konflik India-Pakistan

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat
Sumber :
  • VIVA.co.id/Yeni Lestari

Jakarta, VIVA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia memastikan konflik panas India dengan Pakistan tidak akan mengganggu aktivitas ekspor batu bara ke India.

Bahlil mengakui sampai saat ini belum ada sinyalemen apapun yang terlihat sebagai dampak dari konflik dua negara pembuat senjata nuklir tersebut.

"Memang salah satu tujuan ekspor kita untuk batu bara itu kan India. Tapi sampai hari ini kami melihat belum ada pergerakan apa-apa. Ya doain saja," kata Bahlil di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat, 9 Mei 2025.

Bahlil menuturkan sebagai salah satu pasar terbesar ekspor batu bara, R berharap situasi di India bisa tetap kondusif dan tidak semakin melebar.

Ilustrasi - Tambang batu bara

Photo :
  • ANTARA FOTO

Dengan demikian, menurut dia, hal itu tak akan mengganggu iklim bisnis utamanya bagi kegiatan ekspor-impor batu bara dari Indonesia.

"Karena India itu kan negara besar dengan wilayah yang besar juga. Jadi, mungkin yang lagi konflik, kita doakan agar tidak merupakan bagian dari negara atau dari wilayah yang menjadi tujuan ekspor batu bara kita," ujar Bahlil.

Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa ekspor batu bara RI ke India mencapai 25,5 juta ton sepanjang kuartal I-2025. Hal itu membuat India menjadi negara tujuan ekspor terbesar bagi Indonesia dan mengalahkan China.

Indonesia Paling Banyak Impor Barang dari 3 Negara Ini di Periode Januari-Mei 2025

Tercatat, volume ekspor batu bara ke India mencapai 25,51 juta pada kuartal I-2025, dengan nilai ekspor (Free On Board) mencapai US$1,36 miliar. Realisasi ekspor batu bara ke India tersebut mengalahkan China, dengan volume sebesar 16,59 juta ton dan nilai ekspor mencapai US$965 juta pada periode yang sama.

India menempati posisi pertama dalam hal realisasi ekspor batu bara pada 2024, dengan volume mencapai 108 juta ton. Kemudian, diikuti China sebanyak 93 juta ton. Lalu, ada Filipina 38,9 juta ton, Jepang 28,9 juta ton, Malaysia dan Vietnam masing-masing 27,1 juta ton. Selanjutnya, Korea Selatan sebanyak 26,2 juta ton.

Neraca Perdagangan RI Surplus 61 Bulan Berturut-turut, Capai US$4,3 Miliar pada Mei 2025
Anggota Komisi XII DPR RI Gandung Pardiman.

Perkuat Kontrol Negara, Komisi XII DPR Dukung Bahlil Ubah RKAB Tambang Jadi 1 Tahun

Kebijakan strategis ini akan memperkuat pengawasan negara dalam sektor pertambangan, sekaligus meningkatkan akuntabilitas pengelolaan sumber daya mineral nasional.

img_title
VIVA.co.id
4 Juli 2025