Jual Lawson ke Alfamart, Alfamidi Bakal Buka 200 Gerai Baru di 2025
- Lawson Indonesia
Jakarta, VIVA – PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) menyampaikan keterangan soal transaksi afiliasi atas penjualan PT Lancar Wiguna Sejahtera (LWS) alias Lawson, kepada PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) alias Alfamart.
Melalui Keterbukaan Informasi BEI, Manajemen MIDI atau Alfamidi mengungkapkan bahwa dana hasil penjualan Lawson akan digunakan untuk mendukung pendanaan operasional, dan belanja modal Perseroan dalam rangka pengembangan kegiatan usaha.
"Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung pendanaan operasional (modal keria) dan belanja modal pada tahun 2025 ini, selain daripada pendanaan dari internal kas Perseroan," kata Manajemen MIDI dalam keterangannya, Jumat, 23 Mei 2025.
Alfamidi (ilustrasi)
- ANTARA
Manajemen menjelaskan bahwa perseroan menargetkan untuk membuka 200 gerai baru pada tahun 2025 ini, dengan belanja modal sekitar Rp 1,5 triliun. Dana itu akan digunakan untuk pengembangan gerai baru, gudang baru, perpanjangan sewa, serta renovasi gerai dan gudang eksisting.
Sementara kontribusi pendapatan Lawson terhadap pendapatan bersih Perseroan tercatat tidak signifikan, yaitu hanya sebesar 6,8 persen untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2024. Perolehan itu turun menjadi hanya sebesar 4,3 persen, untuk tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2025.
Manajemen berharap penjualan ini dapat membuahkan fokus pada portofolio bisnis Perseroan di bidang perdagangan eceran. Sehingga diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja keuangan Perseroan pada masa yang akan datang, baik dari sisi laporan laba rugi maupun laporan arus kas.
"Hal itu diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham Perseroan pada masa yang akan datang," ujar Manajemen.
Selain itu, MIDI juga menjelaskan soal pengurangan gerai Lawson sebanyak 300 unit pada tahun 2024, yang dinilai sebagai hal yang lazim.
Menurutnya, penutupan gerai dapat dikarenakan berbagai hal, antara lain seperti pemilik tanah atau bangunan tidak ingin memperpanjang sewa lokasi gerai, atau terjadi perubahan potensi atau lingkungan sekitar gerai sehingga kinerja keuangan gerai menjadi tidak feasible lagi untuk dilanjutkan operasionalnya.
"Setelah adanya pelepasan kepemilikan atas LWS, Perseroan tidak mempunyai rencana untuk bekerja sama dengan perusahaan ritel lokal ataupun global yang lain," ujarnya.