Usai Kunjungan PM Li Qiang, Perusahaan Baterai Asal China Bakal Tambah Investasi di Indonesia
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Jakarta, VIVA – Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Nurul Ichwan mengungkapkan, ada perusahaan baterai asal China yang akan menambah investasinya di Indonesia.Â
Minat investasi ini disampaikan seiring Perdana Menteri (PM) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Li Qiang mengunjungi Indonesia pada 24 Mei 2025.
"Saya baru bisa bilang ada (perusahaan baterai China investasi di Indonesia). Karena yang bersangkutan juga belum mau untuk di klaim, tapi ada," ujar Nurul di Hotel Mangkuluhur, Jakarta, Rabu, 28 Mei 2025.
Nurul mengatakan, perusahaan asal China yang akan menambah porsi investasinya di Indonesia ini bergerak di sektor baterai. Namun, dia tidak berbicara lebih detail perusahaan mana yang akan menambah investasinya di Indonesia.
Presiden RI Prabowo Subianto menerima kunjungan PM China Li Qiang
- Youtube Setpres
"Artinya dari yang sudah existing, di baterai. Ini on top dari yang sudah existing, masih ada yang berminat untuk masuk ke kita," terangnya.
Namun, Nurul mengungkapkan bahwa minat tambahan investasi dari China ini tidak berkaitan dengan Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) dan Huayou.
"Bukan, saya juga lupa namanya susah. Tapi saya belum bisa declare, karena ini juga masih preliminary. Yang jelas mereka menyebutkan ketertarikan itu datang dalam ekosistem yang mereka tertarik dari hulu sampai hilir, dan mereka masih mau terus mendalami dengan pekerjaan Indonesia," imbuhnya.
Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Li Qiang telah tiba di Indonesia pada Sabtu 24 Mei 2025 sore tadi. Li Qiang turut mengajak pengusaha besar di Tiongkok dalam lawatannya ke Jakarta kali ini.
Presiden RI Prabowo Subianto menerima kunjungan PM China Li Qiang
- Youtube Setpres
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani turut menyampaikan bahwa RI dan China akan membahas lebih lanjut terkait potensi besar dalam memperkuat kerja sama ekonomi, terutama melalui perluasan investasi dari Tiongkok.
“Beliau kan hadir tidak hanya sendiri, tapi juga dengan rombongan pengusahanya ada kurang lebih 60 pengusaha yang hadir, dan itu adalah pengusaha-pengusaha yang besar. Tidak hanya yang sudah berinvestasi di Indonesia, tetapi juga yang belum berinvestasi di Indonesia," ujar Rosan Roeslani kepada wartawan, Sabtu 24 Mei 2025.