Terbitkan Orange Bond, PNM Pastikan Bukan Sekadar Instrumen Investasi
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta, VIVA – PT Permodalan Nasional Madani (PNM) pada 28 Juni 2025 resmi meluncurkan Orange Bonds. Instrument investasi social pertama di Indonesia yang secara spesifik ditujukan untuk mendanai pemberdayaan perempuan ultra mikro.
Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, dalam sejarah pasar modal nasional, belum pernah ada instrument investasi berdampak sosial yang secara eksplisit mencantumkan kesetaraan gender sebagai fondasistrategisnya. Instrumen baru ini kini diharapkan menjadi jembatan finansial yang menghubungkan investor dengan mimpi jutaan ibu di seluruh penjuru negeri.
“Ini lebih dari sekadar instrumen investasi; ini adalah roda penggerak transformasi sosial,” ungkap Arief dikutip dari keterangannya, Minggu, 13 Juli 2024.
Penerbitan Orange Bonds oleh PNM dilakukan dalam dua skema, yaituObligasiKonvensional Berwawasan Sosial sebesar Rp6 triliun dan Sukuk Mudharabah Berbasis Syariah senilai Rp10 triliun. Pada tahap awal tahun ini, PNM telah berhasil menghimpun Rp1 triliun dari obligasi dan Rp1,75 triliun dari sukuk.
“Kami ingin membuktikan bahwa pasar modal memiliki hati dan bisa menjadi kekuatan dahsyat untuk mendorong kesetaraan gender, sejalan dengan cita-cita global dalam UN SDG 5,” tambahnya.
Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi
- VIVA/Siska Permata Sari
Total angka tersebut membuat Orange Bond ini menjadi spesial, khususnya sebagai instrument perdana. Namun, tidak mengalahkan keistimewaan tujuannya itu sendiri yaitu memberdayakan perempuan prasejahtera agar mampu berdiri di atas kaki sendiri, karena investasi terbaik adalah pada manusianya.
Dana yang terkumpulakan menjadi penggerak program PNM Mekaar dan Mekaar Syariah, yang selama ini telah terbukti sukses berguna bagi para perempuan tangguh untuk naik kelas.
Kehadiran PNM telah banyak dirasakan oleh masyarakat khususnya pengusaha ultra mikro karena PNM tidak hanya memberikan akses modal tetapi juga pendampingan dan pengembangan usaha hingga membantu pemasaran produk pasar nasabah binaannya.
Hosnia, adalah pemilik usaha kuliner bebek yang merasa terbantu sejak berjuang mengembangkan usahanya bersama PNM Mekaar sejak tahun 2017. Kini, Hosnia telah naik kelas dan mendapat pembiayaan lanjutan dalam program PNM ULaMM (Unit Layanan Modal Mikro) dengan plafon yang lebih besar.
“Jadi PNM ini bukan hanya memberikan pembiayaan untuk nasabah, tapi juga dibantu pengembangan dan didampingi. Kita lebih dikasih pengetahuan dan solusi itu sangat membantu usaha saya,” jelas Hosnia.
Mengusung hastag #PNMuntukUMKM dan #PNMPemberdayaanUMKM Program ini merupakan kelanjutan dari inisiatif serupa tahun lalu bertajuk #CariTauLangkahBaru demi memperluas dampak dan membina nasabah unggulan agar semakin berkembang.