Bumi Resources Minerals Targetkan Produksi 75 Ribu Troy Ounce pada 2025

Direktur PT Bumi Resources Tbk Herwin Hidayat
Sumber :

Jakarta, VIVA – Harga emas diprediksi akan menembus US$ 3.500 atau Rp 58 juta per ons (estimasi kurs Rp 16.300). Sejalan dengan pertumbuhan harga emas, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), menargetkan produksi emas sebanyak 75 ribu ton hingga akhir tahun 2025. 

Krakatau Steel Raup Pendapatan Rp15 Triliun pada 2024, Investasi Danantara Diharap Percepat Transformasi Industri Baja

Research Analyst Mirae Asset, Farras Farhan, menyatakan optimistis harga emas akan menguat hingga US$3.500 per troy ounce dalam jangka pendek, setidaknya satu sampai tiga bulan ke depan. Lonjakan emas dipicu ketidakpastian geopolitik, tingkat permintaan yang masih tinggi hingga makroekonomi yang meningkat di tingkat global. 

Direktur BRMS Herwin Hidayat, menyampaikan prospek cerah harga emas turut menjadi katalis positif bagi emiten emas, termasuk perusahaan yang dia pimpin. Meskipun, faktor lain seperti peningkatan kapasitas produksi turut mendorong kinerja solid perseroan. 

IHSG Diprediksi Melemah Lagi, Cek 5 Saham Rekomendasi Berpotensi Cuan

Herwin menjelaskan, pabrik emas pertama BRMS dengan metode Carbon In-Leach (CIL) yang telah beroperasi sejak 2020 memiliki kapasitas 500 ton bijih per hari. Sementara itu, pabrik kedua yang beroperasi penuh sejak April 2024 memiliki kapasitas delapan kali lebih besar, yakni 4.000 ton bijih per hari. 

Dore bullion BRMS sebelum diproses menjadi emas murni.

Photo :
  • Bumi Resources Minerals
Analis Sebut IHSG Rawan Koreksi, Intip 5 Rekomendasi Saham Potensial Cuan

Emiten tambang milik Salim dan Bakrie Grup menunjuk kontraktor tambang asal Australia, MacMahon, untuk menangani kegiatan tambang terbuka maupun bawah tanah. Sebagaimana diketahui, sekitar 40 persen saham MacMahon dikuasai oleh Aman Mineral Internasional Tbk. 

Bos BRMS mengungkap, produksi emas terus mengalami peningkatan signifikan dari tahun ke tahun sejal 2020. Tahun perdana penambangan, perseroan berhasil memproduksi emas sebanyak 2.200 troy ounce. 

Pada 2021, jumlahnya meningkat dua kali lipat menjadi 4.300 troy ounce. Kemudian, tahun berikutnya naik sedikit menjadi 5.400 troy ounce.

Lonjakan produksi emas terjadi di tahun 2023 berhasil menembus 23.000 ounce. Pada tahun berokutnya betepatkan mulai beroperasinya pabrik kedua, jumlah produksi emas oleh perseroan mencapai 64.000 ounce sementara hingga kuartal I-2025 produksi emas sebanyak 21.000 troy ounce.

Bumi Resources Minerals resmi mulai proyek tambang emas bawah tanah di Palu [Humas BRMS]

Photo :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Lebih lanjut, Herwin membeberkan total cadangan emas yang dimiliki perseroan sebanyak 34 juta tom biji dengan rata-rata kandungan emas 3,2 gram per ton. Cadangan tersebut didominasi dari hasil tambang bawah tanah BRMS di mana rata-rata kandungan emasnya bisa mencapai 4,9 gram per ton. 

"Kandungan emas yang perseroan tambang mengalami kenaikan dari 1 gram per ton jadi 1,6 gram per ton" ujar Herwin dalam acara Media Day di Jakarta pada Kamis, 12 Juni 2025.

Herwin menjelaskan hasil produksi dan jumlah cadangan yang dipaparkan sebelumnya hanya berasal dari satu pabrik saja. Pada kuartal III-2025, perseroan akan membuka pabrik baru bedupa tambang bawah tanah dengan metode yang berbeda, yakni heap leach, sehingga diharapkan bisa mendongkrak kuantitas produksi emas.

“Secara konservatif, kami menargetkan produksi emas tahun ini sekitar 70.000 hingga 75.000 troy ounce,” kata Herwin.

Harga jual emas BRMS naik dari US$ 2.100 dolar menjadi US$ 2.800 per ounce. Alhasil, pendapatan kuartal I 2025 melesat 212 persen secara year on year (yoy) menjadi US$ 63 juta dari US$ 20 juta. Laba bersih (net profit) ikut terkerek sebesar 296 persen secara tahunan menjadi US$14,8 dari US$ 3,7 juta.

Selain emas, BRMS juga memproduksi perak yang volumenya tiga kali lebih besar dari emas. Namun, kontribusinya terhadap pendapatan hanya 3-5 persen karena harga jual yang lebih rendah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya