Merry Riana Bakal IPO Bisnis Pendidikannya ke Pasar Modal, Ini Misinya
- VIVA/Ayesha Puri
Jakarta, VIVA – Penulis buku satu juta dolar sekaligus motivator, Merry Riana, akan membawa bisnis pertamanya melantai di Bursa Efek Indonesia yang rencananya melenggang pada pertengahan Juli 2025. Keputusan ini bukan semata langkah bisnis, tapi merupakan bagian dari mimpi besar Merry Riana untuk memperluas dampak positif pendidikan di Indonesia.
Merry Riana Education (MRE) milik Merry Riana sudah bertumbuh secara organik dan konsisten selama satu dekade. Merry juga menyampaikan, bisnis ini sudah menguntungkan sejak hari pertama dan kini bersiap melakukan penawaran perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Program pertamanya di tahun 2015 adalah Public Speaking Camp di Puri Indah yang menjadi titik awal yang kemudian berkembang pesat. Kesuksesan program ini membuat Merry dan suami melakukan replikasi untuk membuka program serupa di tahun-tahun berikutnya.
“Kami sudah profitable sejak hari pertama. IPO ini bukan awal, tapi akselerasi untuk menjangkau lebih banyak lagi,” ujar Merry Riana pada program Income VIVA, dikutip Rabu, 25 Juni 2025.
Merry Riana
- VIVA.co.id/Rosikin
Saat ini, MRE memiliki 34 cabang di seluruh Indonesia yang berada di Jayapura hingga Aceh. Total peserta didik yang pernah bergabung hingga akhir 2024 mencapai lebih dari 47.000 siswa.
Salah satu keunggulan utama MRE adalah pendekatannya dalam pembelajaran mengusung experiential learning yang menekankan pengalaman langsung, simulasi, dan refleksi diri. Anak-anak tidak hanya diajari teori, tetapi dilibatkan dalam permainan dan aktivitas yang membuat mereka memahami nilai-nilai seperti manajemen waktu, kepemimpinan, dan karakter secara menyenangkan.
“Unique selling point kami bukan pada mata pelajaran, tetapi pada metode. Anak-anak belajar melalui pengalaman. Mereka main game, lalu menyadari maknanya, baru kemudian kami refleksikan. Proses ini membuat belajar jadi menyenangkan sekaligus bermakna,” jelas Merry.
Komitmen MRE tidak hanya pada metode pengajaran, tetapi juga pada aksesibilitas. Dengan biaya sekitar Rp500 ribuan per bulan, program MRE tergolong sangat terjangkau dibandingkan banyak lembaga pendidikan tambahan lainnya.
“Kami ingin semua keluarga, dari berbagai latar belakang ekonomi, bisa mendapatkan akses ke pendidikan berkualitas,” tambah Merry.
Merry Riana
- VIVA.co.id/Rosikin
MRE juga menunjukkan ketangguhannya saat pandemi COVID-19. Alih-alih menutup cabang atau melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), MRE justru meluncurkan program digital learning dan terus membuka lokasi baru setelah masa PSBB usai.
“Saya percaya pandemi itu sementara, tapi keputusan yang kita buat akan jadi legacy. Maka kami tetap berjalan,” ujar Merry.
Merry yang berhasil meraih finansial freedom di usia 26 tahun mengatakan, IPO ini diambil bukan sebagai jalan dirinya untuk keluar dari MRE tetapi bentuk komitmen jangka panjang. Ia bahkan mencantumkan namanya pada bisnisnya itu.
“Saya menaruh nama saya di perusahaan ini. Ini bukan hanya tanggung jawab finansial, tapi juga moral,” ujarnya.
Ke depan, MRE menargetkan memiliki 115 cabang dalam lima tahun dan terbuka terhadap kolaborasi strategis maupun akuisisi dengan institusi lain. Merry berharap langkahnya akan mendorong institusi pendidikan lain untuk ikut maju dan masuk ke pasar modal.
“Pendidikan tidak harus selalu bersifat filantropi. Kalau dimanage secara profesional, sektor ini bisa profitable dan berdampak besar,” tutur Merry.
Dengan masuk ke BEI, MRE berharap bisa menjadi pelopor bagi institusi pendidikan lain untuk berkembang dan berani tampil di ranah publik demi menciptakan perubahan nyata di dunia pendidikan Indonesia. Ia pun tidak khawatir tentang kondisi ekonomi global yang masih goyang karena Merry yakin kondisi ini hanya sementara.
“Kalau kita terus menunggu waktu yang tepat, maka perubahan tidak akan pernah terjadi. Kita harus mulai dulu, dan saya ingin menggerakkan bukan hanya edukasi rakyat Indonesia, tapi juga ekonomi rakyat Indonesia,” pungkasnya.