Transaksi Saham Anjlok, BEI Bakal Buka Kembali Kode Domisili Investor

Ilustrasi investor pasar modal.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

Jakarta, VIVA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI), bakal membuka kembali kode domisili investor asing dan domestik, di akhir sesi I perdagangan pasar modal. Hal itu diungkapkan Direktur Pengembangan Jeffrey Hendrik.

Babah Alun Pede Pasar Modal RI Bangkit dari Sentimen Negatif Aksi Demo: Hanya Riak-riak Kecil

Menurutnya, pembukaan kode domisili investor ini lebih memenuhi urgensi pasar modal terkini, karena secara statistik, keputusan menutup kode domisili sejak 27 Juni 2022 telah terbukti menurunkan jumlah transaksi saham.

"Saat ini kode domisili dulu (yang dibuka). Karena memang secara data statistik, telah terjadi penurunan transaksi usai dilakukan penutupan kode domisili. Tapi pada saat penutupan kode broker, tidak (terjadi penurunan transaksi)," kata Jeffrey di Gedung BEI, Jakarta, Rabu, 25 Juni 2025.

Airlangga Pede Kuatnya Fundamental Ekonomi RI Topang Kinerja Pasar Modal

Ilustrasi IHSG.

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin

Meski demikian, Jeffrey menekankan bahwa pembukaan kode domisili investor ini tidak berlaku secara real time. Artinya, pelaku pasar hanya dapat melihat domisili investor pada saat penutupan sesi I dan di akhir perdagangan pasar modal.

BEI Jamin Perdagangan Saham Tetap Normal Meski Kondisi Domestik Kurang Kondusif

"Kalau itu kelihatannya sudah menjadi komitmen bersama, Tidak. Kalau real time ya," ujarnya.

Senada, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy menjelaskan, pembukaan kode domisili ini bertujuan untuk meningkatkan transaksi perdagangan saham pada sesi II. Dimana, langkah ini diakuinya juga merupakan hasil diskusi bersama dengan pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Kita berharap bahwa langkah ini bisa meningkatkan transaksi, terutama pada sesi II perdagangan. Karena sesi II kan hampir selalu lebih kecil dari sesi I," kata Irvan.

Dia menambahkan, kebijakan yang diambil ini merupakan salah satu upaya BEI dalam meningkatkan likuiditas dan jumlah transaksi harian di pasar modal, yang dinilai telah menurun seiring penerapan kebijakan penutupan kode domisili sejak 27 Juni 2022 silam.

"Cuma kalau faktualnya berapa persen (peningkatan transaksi saham bisa terjadi) dan segala macamnya, terus terang itu enggak bisa dihitung ya," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya