Pendapatan Buma Grup Turun 17 Persen di Kuartal I-2025, Cuaca Ekstrem Jadi Biang Kerok

PT BUMA Internasional Grup (DOID)
Sumber :
  • Delta Dunia

Jakarta, VIVA – PT Buma Internasional Grup (DOID) menyampaikan laporan keuangan dan operasional mengalami penurunan pada kuartal I-2025. Perseroan menuturkan kondisi cuaca yang tidak terduga di lokasi tambang utama menjadi tantangan besar yang berdampak langsung terhadap volume produksi dan kinerja keuangan.

DPR: Direksi Telkom yang Baru Harus Terus Tingkatkan Kinerja

Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, lokasi tambang utama milik perseroan, baik di Indonesia maupun Australia, dilanda curah hujan ekstrem. Di Australia, jumlah hari hujan (rain days) melonjak 47 persen secara year on year (yoy).

Begitu pula durasi hujan di salah satu lokasi tambang utama Indonesia meningkat 59 persen. Ini menyebabkan banjir di area tambang (pit flooding) dan gangguan akses yang signifikan.

Cuaca Ekstrem Tekan Kinerja, Buma Internasional Siapkan Strategi Pemulihan 

Penghentian operasional berkepanjangan yang dipicu insiden keselamatan dari pihak lain. Kondisi ini mengharuskan perseroan untuk menghentikan operasional selama 27 hari di dua lokasi pertambangan utama. 

Ilustrasi Pertambangan

Photo :
  • vstory
6 Pertandingan Piala Dunia Antarklub 2025 Ditunda Gara-gara Cuaca, Gimana Nanti Piala Dunia 2026?

Di saat yang sama, penurunan aktivitas operasional (Ramp-Down) di beberapa lokasi oleh klien di Indonesia dan Australia juga berkontribusi terhadap penurunan volume produksi secara keseluruhan. Lantas gangguan operasional sepanjang kuartal I-2025 berdampak signifikan terhadap kinerja produksi.

Volume overburden removal anjlok 26 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 101 juta bcm (bank cubic meter). Produksi batu bara turun 17 persen menjadi 18 juta ton.

Penurunan volume ini menyebabkan pendapatan Buma Grup menyusut 17 persen menjadi US$ 352 juta atau Rp 5,7 triliun (estimasi kurs Rp 16.230 per dolar AS). Selain penurunan produksi, biaya Ramp-Up, yang sebagian besar bersifat tetap, di lokasi-lokasi pertumbuhan Grup, ikut menekan profitabilitas dengan berkontribusi pada penurunan sebesar 82 persen menjadi US$ 14 juta. 

Perseroan membukukan rugi bersih sebesar US$ 70 juta atau hampir empat kali lipat dibanding kerugian pada periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 19 juta. Perseroan menutup kuartal dengan kas sebesar US$ 231 juta, meningkat 9 persen dari akhir 2024.

"Kinerja Grup pada kuartal pertama 2025 dipengaruhi oleh tantangan operasional besar yang belum pernah terjadi sebelumnya dan berada di luar kendali perseroan," ucap Direktur BUMA International Group, Iwan Fuad Salim, dalam keterangan resmi perseroan dikutip pada Senin, 30 Juni 2025. 

Iwan menambahkan, perseroan akan menghadapi tantangan ini dengan respons yang cepat dan tegas di Indonesia, Australia, dan Amerika Serikat. Penanggulangan akibat cuaca ekstrim dilakukan melalui penerapan kebijakan alokasi modal yang lebih disiplin, implementasi program efisiensi di seluruh grup, serta percepatan peningkatan produktivitas di area-area vital. 

Dari langkah-langkah tersebut, Iwan berharap dapat mengembalikan perseroan ke jalur yang tepat. Ia membocorkan bahwa kinerja kuartal II-2025 sudah mulai membaik berkat respons cepat dan tegas dari perseroan dalam mengatasi masalah. 

"Kami tetap yakin akan kemampuan kami untuk memulihkan momentum dan menciptakan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan," tegas Iwan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya