BPS Bongkar 3 Negara Biang Kerok Defisit Perdagangan Indonesia
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta, VIVA – Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini, membeberkan tiga negara yang menyumbang defisit perdagangan terbesar bagi Indonesia.
Ketiga negara tersebut antara lain yakni Tiongkok, Singapura, dan Australia, yang menyebabkan defisit di sektor perdagangan Indonesia pada periode Januari-Mei 2025.
"Defisit dengan Tiongkok sebesar US$8,15 miliar, dengan Singapura US$2,79 miliar, dan dengan Australia kita defisit US$2,11 miliar," kata Pudji dalam konferensi pers, Selasa, 1 Juli 2025.
Meski demikian, Pudji juga melaporkan bahwa di sepanjang periode Januari-Mei 2025, Indonesia berhasil mencatatkan surplus perdagangan dengan Amerika Serikat sebesar US$7,08 miliar.
Ilustrasi ekspor impor.
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
Capaian positif serupa juga berhasil dilakukan pada sektor perdagangan antara Indonesia dengan India, yang mencatatkan surplus sebesar US$5,30 miliar. Lalu ada pula perdagangan antara Indonesia dan Filipina, dengan surplus yang mencapai sebesar US$3,69 miliar.
Dia memastikan bahwa secara keseluruhan, Indonesia telah mencatatkan surplus perdagangan mencapai sebesar US$15,38 miliar di sepanjang tahun 2025 atau pada periode Januari-Mei 2025.
"Surplus perdagangan pada Januari-Mei 2025 ditopang oleh komoditas non-migas yang surplus sebesar US$23,10 miliar, dan komoditas migas yang defisit US$7,72 miliar," ujarnya.
Ilustrasi Ekspor-Impor
- VIVA/M Ali Wafa
Sebagai informasi, di sepanjang tahun 2025, produk lemak dan minyak hewan/nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja, telah menjadi komoditas non-migas penyumbang surplus terbesar bagi perdagangan Indonesia.
Sementara mesin dan peralatan mekanis, mesin dan perlengkapan elektrik, serta plastik dan barang dari plastik, juga berhasil menjadi komoditas non-migas penyumbang defisit terbesar tersebut.