BPS Bongkar 3 Negara Biang Kerok Defisit Perdagangan Indonesia

Ekspor-Impor
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta, VIVA – Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini, membeberkan tiga negara yang menyumbang defisit perdagangan terbesar bagi Indonesia.

Harga Emas Hari Ini 20 Agustus 2025: Produk Antam dan Global Kompak Melorot

Ketiga negara tersebut antara lain yakni Tiongkok, Singapura, dan Australia, yang menyebabkan defisit di sektor perdagangan Indonesia pada periode Januari-Mei 2025.

"Defisit dengan Tiongkok sebesar US$8,15 miliar, dengan Singapura US$2,79 miliar, dan dengan Australia kita defisit US$2,11 miliar," kata Pudji dalam konferensi pers, Selasa, 1 Juli 2025.

IHSG Sesi I Datar Tapi Sempat Sentuh Level 7.900, Cek 3 Saham Jajaran Top Gainers

Meski demikian, Pudji juga melaporkan bahwa di sepanjang periode Januari-Mei 2025, Indonesia berhasil mencatatkan surplus perdagangan dengan Amerika Serikat sebesar US$7,08 miliar.

Ilustrasi ekspor impor.

Photo :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa
Tingkatkan Mitra Lembaga RI, Ketua DPRD M.Hafiz : Demi Kestabilan

Capaian positif serupa juga berhasil dilakukan pada sektor perdagangan antara Indonesia dengan India, yang mencatatkan surplus sebesar US$5,30 miliar. Lalu ada pula perdagangan antara Indonesia dan Filipina, dengan surplus yang mencapai sebesar US$3,69 miliar.

Dia memastikan bahwa secara keseluruhan, Indonesia telah mencatatkan surplus perdagangan mencapai sebesar US$15,38 miliar di sepanjang tahun 2025 atau pada periode Januari-Mei 2025.

"Surplus perdagangan pada Januari-Mei 2025 ditopang oleh komoditas non-migas yang surplus sebesar US$23,10 miliar, dan komoditas migas yang defisit US$7,72 miliar," ujarnya.

Ilustrasi Ekspor-Impor

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Sebagai informasi, di sepanjang tahun 2025, produk lemak dan minyak hewan/nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja, telah menjadi komoditas non-migas penyumbang surplus terbesar bagi perdagangan Indonesia.

Sementara mesin dan peralatan mekanis, mesin dan perlengkapan elektrik, serta plastik dan barang dari plastik, juga berhasil menjadi komoditas non-migas penyumbang defisit terbesar tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya