BPS Bongkar 3 Negara Biang Kerok Defisit Perdagangan Indonesia

Ekspor-Impor
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta, VIVA – Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini, membeberkan tiga negara yang menyumbang defisit perdagangan terbesar bagi Indonesia.

IHSG Sesi I Merosot 0,61 Persen, Intip 3 Saham di Jajaran Top Gainers

Ketiga negara tersebut antara lain yakni Tiongkok, Singapura, dan Australia, yang menyebabkan defisit di sektor perdagangan Indonesia pada periode Januari-Mei 2025.

"Defisit dengan Tiongkok sebesar US$8,15 miliar, dengan Singapura US$2,79 miliar, dan dengan Australia kita defisit US$2,11 miliar," kata Pudji dalam konferensi pers, Selasa, 1 Juli 2025.

Harga Emas Hari Ini 20 Agustus 2025: Produk Antam dan Global Kompak Melorot

Meski demikian, Pudji juga melaporkan bahwa di sepanjang periode Januari-Mei 2025, Indonesia berhasil mencatatkan surplus perdagangan dengan Amerika Serikat sebesar US$7,08 miliar.

Ilustrasi ekspor impor.

Photo :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa
IHSG Sesi I Datar Tapi Sempat Sentuh Level 7.900, Cek 3 Saham Jajaran Top Gainers

Capaian positif serupa juga berhasil dilakukan pada sektor perdagangan antara Indonesia dengan India, yang mencatatkan surplus sebesar US$5,30 miliar. Lalu ada pula perdagangan antara Indonesia dan Filipina, dengan surplus yang mencapai sebesar US$3,69 miliar.

Dia memastikan bahwa secara keseluruhan, Indonesia telah mencatatkan surplus perdagangan mencapai sebesar US$15,38 miliar di sepanjang tahun 2025 atau pada periode Januari-Mei 2025.

"Surplus perdagangan pada Januari-Mei 2025 ditopang oleh komoditas non-migas yang surplus sebesar US$23,10 miliar, dan komoditas migas yang defisit US$7,72 miliar," ujarnya.

Ilustrasi Ekspor-Impor

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Sebagai informasi, di sepanjang tahun 2025, produk lemak dan minyak hewan/nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja, telah menjadi komoditas non-migas penyumbang surplus terbesar bagi perdagangan Indonesia.

Sementara mesin dan peralatan mekanis, mesin dan perlengkapan elektrik, serta plastik dan barang dari plastik, juga berhasil menjadi komoditas non-migas penyumbang defisit terbesar tersebut.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

IHSG Sesi I Turun Tipis, Saham ARTO hingga SCMA Perkasa

IHSG masih mencatat koreksi tipis ke level 7.888 hingga akhir sesi perdagangan Jumat, 22 Agustus 2025. Ada ARTO hingga SCMA di jajaran top gainers. Cek!

img_title
VIVA.co.id
22 Agustus 2025